Berbahagialah dengan apa yang kita punya, karena pemilik negeri ini tidak mau sampai itu terjadi.
Mereka mau segala sesuatu yang kita punya, "Kayak ga bisa liat orang seneng aja..."
Saya sedang bernyanyi tentang pemilik sebenarnya,
Pedagang kaya besar yang tertarik untuk mengendalikan segala sesuatu dan semua keputusan penting.
Lupakan para politisi. Mereka hanya boneka yang ditempatkan di sana, untuk memberi gagasan bahwa kita punya kebebasan untuk memilih.
Tidak, sobat! Kita tidak punya itu. Kita tidak punya pilihan.
Tuan yang kita punya. Mereka menguasai kita, menguasai segala sesuatu yang kita punya.
Mereka menguasai semua tanah penting, menguasai dan mengendalikan badan hukum.
Sudah lama mereka membeli dan membayar  dewan rakyat, kongres, gedung pemerintahan, dan balai kota.
Mereka punya hakim di saku belakang, dan menguasai semua perusahaan media besar agar bisa mengontrol semua berita dan informasi yang kita dengar.
Memanfaatkan kita, dan menikmati milyaran rupiah setiap tahun.
Mereka memberikan teror untuk mendapatkan apa yang diinginkan, dan kita tahu betul apa yang mereka inginkan.
Mereka menginginkan lebih banyak untuk dirinya sendiri dan lebih sedikit untuk orang lain.
Tapi saya akan memberi tahu, apa yang tidak mereka inginkan.
Mereka tidak ingin sekelompok warga mampu berpikir kritis.
Mereka tidak ingin orang-orang yang berpengetahuan dan berpendidikan yang mampu berpikir kritis.
Mereka tidak tertarik dengan itu. Itu tidak membantu mereka. Itu semua bertentangan dengan kepentingan mereka.
Percayalah, sobat. Mereka tidak menginginkan orang yang cukup pintar, untuk duduk di sekitar meja dapur dan melihat seberapa buruk mereka.
Lagu yang melemparkan mereka ke laut dua puluh dua tahun yang lalu, mereka tidak menginginkan itu.
Tahu apa yang mereka inginkan?
Mereka menginginkan pekerja yang patuh, tunduk pada mereka.
Orang-orang yang secukupnya pintar untuk mengoperasikan mesin dan mengerjakan dokumen, dan cukup pasif menerima semua pekerjaan kotor ini terus-menerus.
Dengan upah lebih rendah, jam kerja lebih lama, dan tunjangan lebih rendah.
Banyak lembur, pensiun nihil. Mereka menginginkan uang pensiun terkutuk kita!
Mereka menginginkannya, sehingga dapat diberikan kepada teman-teman kriminal mereka di bursa saham.
Kamu tahu sobat? Mereka akan mendapatkannya. Cepat atau lambat, mereka akan mendapatkan semuanya dari kita. Karena mereka pemilik tempat sialan ini.
Negeri ini adalah sebuah klub besar.
Kita tidak menyukainya, tapi kamu dan saya tidak berada di klub besar, sobat.
Ngomong-ngomong, itu klub hebat yang sama yang mereka gunakan untuk mengalahkan pikiran kita, sementara memberi tahu kita apa yang harus dipercaya, dan memukul kepala kita di media mereka sepanjang hari.
Untuk memberi tahu kita apa yang harus dipercaya, apa yang harus dipikirkan, serta apa yang harus kita beli.
Mejanya dimiringkan, sobat. Permainan dicurangi. Dan sepertinya tidak ada yang memperhatikan. Tidak ada yang peduli. Pikiran kita sudah teracuni.
Orang baik jujur pekerja keras, berdasi, tidak berdasi, tidak masalah jenis pakaian apa yang dimiliki.
Orang baik jujur pekerja keras terus menerus memilih bajingan kaya ini, bajingan sama yang tidak peduli pada mereka.
Mereka tidak peduli pada kita, mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi pada kita... sama sekali!
Negeri ini "Negeri Impian" karena kita harus tidur untuk mempercayainya.
Tapi sebelum itu, sobat. Berdoalah untuk presiden kita. Berdoalah untuk impian pendiri bangsa ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H