Para ibu di Kolombia, Kenya, Yordania, dan Filipina, bersama dengan ibu-ibu Afro-Amerika di AS, cenderung percaya bahwa orang tua harus melakukan kontrol yang lebih tegas terhadap anak-anak. Kadang-kadang mereka menyebutnya 'pengasuhan tanpa basa-basi'.
Di negara-negara lain, seperti Swedia, gagasan menjadi ibu yang baik akan melibatkan memberi anak lebih banyak kebebasan. "Pola asuh yang lebih otoriter mungkin adaptif di lingkungan yang berisiko, karena konsekuensi dari perilaku nakal yang lebih besar di lingkungan itu. Jadi, misalnya, orang tua mungkin berkata kepada seorang anak, "Begitu Anda meninggalkan sekolah, Anda langsung pulang." Ada alasan untuk memaksakan kendala itu jika lingkungan itu berbahaya, misalnya." Terang Lannsford.
"Anda tidak ingin bertindak terlalu jauh dengan relativisme budaya. Tetapi bagian dari menjadi seorang ibu yang baik melibatkan menyesuaikan pengasuhan anak Anda dengan konteks budaya tertentu di mana Anda membesarkan anak Anda." Kata Lansford.
Lansford mengakui bahwa penelitiannya membuat generalisasi budaya, dan memperingatkan agar tidak menarik kesimpulan karena ada variasi yang signifikan di dalam negara dan budaya.
Menjadi ibu adalah pekerjaan penuh waktu terlepas dari budaya apa anda berasal.Â
"Terima kasih buat waktunya ma, Selamat Hari Ibu!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H