Mohon tunggu...
Dea NoviMahfiro
Dea NoviMahfiro Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Sejarah, FIB - Universitas Airlangga

--

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Review Buku "Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I: Tanah di Bawah Angin", Karya Anthony Reid

7 Oktober 2020   18:51 Diperbarui: 7 Oktober 2020   18:57 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BAB V: Pesta Keramaian dan Dunia Hiburan, dalam Bab terakhir ini Anthony Reid membicarakan manusia Asia Tenggara sebagai Homo Ludens yakni, manusia yang bermain-main. Digambarkan bagaimana masyarakat berpesta dan menggunakan waktu santai. Bahkan proporsi masyarakat Asia Tenggara sebagai homo ludens sangat besar, dan bahkan mungkin paling besar dibandingkan masyarakat wilayah lain. Makanan dan iklim yang lunak memberikan waktu bagi masyarakat untuk itu semua.

Meskipun terdapat kekurangan dari karya Anthony Reid, buku ini tetap saja menjadi salah satu puncak sejarah Asia Tenggara. Kekurangan-kekurangan yang ada tidak lebih karena minimnya penelitian tentang sejarah Asia Tenggara. Ada beberapa hal yang kurang tersentuh oleh Anthony Reid seperti soal banditisme, perompak laut, sekte-sekte agama, para guru agama dan dukun, gerakan-gerakan mesianis dan lain-lain. Hal lain yang kurang disoroti Anthony Reid dalam karyannya yakni mengenai kekuatan adikuasa di kepulauan Indonesia maupun kawasan Asia Tenggara lainnya.

Buku ini memberikan banyak informasi bagi para pembaca mengenai sejarah Asia Tenggara, khususnya dalam kurun niaga tahun 1450 -- 1680. Saya mengamati bagaimana sejarah ini banyak diceritakan menggunakan sudut pandang bangsa Barat, atau biasa dikenal dengan "Historiografi Neerlandosentris". Di buku ini sedikit banyak mengulas peranan bangsa Barat terhadap sejarah di kawasan Asia Tenggara.Meski demikian, dalam penulisan karyanya Anthony Reid cukup banyak menggambarkan kondisi Asia Tenggara pada kurun waktu tersebut baik dalam segi sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan.

Dea Novi Mahfiro, Mahasiswa Ilmu Sejara, FIB -- Universitas Airlangga.

deanovi62@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun