Mohon tunggu...
deanovi poetri m
deanovi poetri m Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kepribadian saya menyukai hai berbau dengan dunia korea dan saya pekerja sekaligus mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cara Mengatasi Trust Issue

7 Juli 2023   17:05 Diperbarui: 7 Juli 2023   17:20 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setiap manusia memiliki pengalaman yang menyakitkan ketika bercerita kepada seseorang tetapi ternyata seseorang itu mengkhianatinya atau mengecewakannya sehingga timbulnya perasaan rasanya Trust Issue yang anak milenial ucapkan, perasaan itu akan menimbulkan juga ketidakpercayaan pada dirinya sendiri ataupun orang lain. Maka dari itu, mari kita lihat ulasan mengenai tentang Trust Issue dan mengatasinya seperti apa.

Apa itu Trust Issue?
Trust issue merupakan sesuatu hal yang kecenderungan seseorang untuk tidak memercayai pasangan atau orang terdekatnya. Dalam hal ini kondisinya dapat terwujud dalam berbagai bentuk sikap dan perilaku.

Apabila kondisi ini tidak diatasi, maka akan berpotensi mengembangkan sikap, perilaku, cara pikir, dan pengalaman yang tidak adaptif terhadap diri, pasangan, maupun relasi itu sendiri. Parahnya, juga akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental, serta mengarah pada masalah yang lebih besar dalam jangka panjang.

Penyebab trust issue.
Sebagaimana kondisi psikologis pada umumnya, trust issue terbentuk oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah faktor pengalaman di dalam relasi sebelumnya, kepribadian, pola asuh, dan pengaruh dari lingkungan sosial yang berada didekatnya.

Lebih jelas, berikut adalah berbagai faktor yang jadi penyebab trust issue:
1. Pengalaman Dikhianati
Diselingkuhi, ditolak, atau dibohongi dianggap sebagai pengalaman yang begitu menyakitkan bagi banyak orang. Pada kasus yang lebih parah, seseorang mungkin mengalami trauma akibat adanya pengalaman dikhianati yang disertai dengan kekerasan, manipulasi, dan pengabaian.
Pengalaman tersebut dapat membuat seseorang sulit menaruh kepercayaan yang sehat terhadap pasangannya di kemudian hari atau di relasi berikutnya, meski dengan orang yang berbeda. Karena sudah terdistract akan hal pengalaman yang menyakitkan.

2. Pola Asuh
Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan parental conflict (konflik antarorang tua) cenderung memiliki derajat kepercayaan yang rendah terhadap orang lain. Parental conflict membuat anak khawatir bahwa kondisi tersebut juga akan terjadi pada relasinya di usia dewasa.

Selain itu, teori psikososial yang dikemukakan oleh psikolog Erik Erikson menyatakan bahwa perkembangan di 1-2 tahun awal kehidupan merupakan masa seseorang belajar mengenai rasa percaya antara dirinya dan orang tua atau pengasuh.

Orang tua yang dapat diandalkan dan keberadaannya memberikan rasa aman, akan membuat anak lebih mampu percaya pada lingkungannya secara sehat karena orang tuanya dianggap sebagai sosok yang suportif.

3. Kepribadian
Seseorang dengan kecenderungan kepribadian paranoid dan kepribadian penghindar (avoidant) lebih sulit untuk percaya pada orang lain.

Seseorang dengan avoidant personality disorder cenderung sulit mengembangkan rasa percaya karena kekhawatiran akan penolakan, kehilangan, dan pengabaian dari orang lain.

Seseorang dengan paranoid personality disorder cenderung memiliki derajat kepercayaan yang sangat rendah terhadap orang lain, sulit untuk memandang ketulusan, dan meyakini bahwa kehadiran orang lain hanya akan menyakitinya.

4. Pengaruh Lingkungan Sosial
Seseorang yang tumbuh dalam lingkungan yang kerap menolak dan melakukan perundungan terhadap dirinya berpotensi akan menumbuhkan trust issue.

Lingkungan sosial, terutama lingkungan teman sebaya dan keluarga dengan kondisi tersebut, dianggap sebagai lingkungan yang tidak aman untuk menjadi dirinya sendiri sehingga membuat seseorang tersebut merasa sulit dekat dan percaya pada orang lain.

5. Pola Kelekatan (attachment style)
Seseorang yang mengembangkan pola kelekatan insecure attachment style cenderung sulit menaruh kepercayaan pada orang lain, mudah cemburu, kekhawatiran akan ditinggalkan, dan memiliki self-esteem yang rendah.

Bagaimana cara mengatasi trust issue itu?
Berikut penjelasan cara mengatasi trust issue terhadap seseorang.
1. Membangun rasa percaya secara perlahan
Meski tidak mudah tapi membangun rasa percaya tetap layak dicoba. Tidak perlu terburu-buru untuk bisa langsung sangat percaya.

Cobalah untuk berlatih percaya dimulai dari hal-hal yang ringan secara bertahap sembari menilai apakah pasangan layak untuk diberikan kepercayaan.

2. Mengomunikasikan Kekhawatiran
Agar dapat menumbuhkan hubungan yang sehat dan berlandaskan rasa percaya, pasangan perlu saling terbuka mengenai kekhawatiran yang dirasakan.

Apabila ada pengalaman traumatis atau kekhawatiran akan pengkhianatan, akan lebih baik disampaikan dan dibahas bersama pasangan. Dari proses tersebut diharapkan pasangan akan mampu bekerja sama dalam membangun rasa percaya dan menjaga kepercayaan.

3. Belajar Membedakan antara Rasa Percaya dan Kontrol
Orang dengan trust issue seringkali keliru dalam membedakan antara rasa percaya dan kontrol, sehingga membuatnya cenderung posesif atau cemburuan. Terus-menerus mencurigai dan mengontrol pasangan tidak menjamin kesetiaan dan kejujuran.

Oleh karena itu, rasa percaya hendaknya diiringi dengan pemahaman bahwa perilaku pasangan adalah di luar kontrolnya.

4. Berusaha Memelihara Keberhargaan Diri
Pengalaman dikhianati akan berpengaruh terhadap self-esteem yang kamu miliki. Ketika kamu memiliki keberhargaan diri yang positif dan adaptif, kamu akan cenderung merasa aman di dalam relasi.

Meski mengalami pengkhianatan dan penolakan, kamu tetap mampu mencintai dan merawat diri sehingga dapat bangkit kembali dengan lebih baik setelah adanya pengalaman yang menyakitkan.

5. Menjadi Sosok yang Dapat Dipercaya
Apabila kamu ingin membangun rasa percaya, pastikan kamu juga mampu menjadi orang yang dapat dipercaya.

Hal ini akan membangun mutual trust (sikap saling percaya satu sama lain) dalam relasi sehingga pasangan bisa saling menghormati dan jujur mengenai isi hati. Ketika mutual trust terjalin, pasangan akan beranjak menuju relasi yang lebih sehat.

Langkah-langkah di atas mungkin tidak dapat dilakukan secara instan. Proses ini membutuhkan waktu dan latihan untuk dapat kembali membangun rasa percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun