Mohon tunggu...
Dea Nova Agustiyaningsih
Dea Nova Agustiyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Manajemen Universitas Jember

Saya menyukai dunia literasi sejak kecil dan mulai menekuni sejak SMP. Menulis membuat saya merasa bisa menjangkau seluruh isi dunia. Selain itu, saya memiliki ketertarikan dalam berbicara di depan umum karena ketika ada di panggung, saya merasa atensi yang mereka berikan terhadap saya sangat memacu rasa suka saya untuk berbicara semakin bertambah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Esensi Maritim bagi Para Nelayan di Wilayah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger

7 Desember 2022   12:25 Diperbarui: 7 Desember 2022   12:43 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger adalah TPI yang paling besar di Kabupaten Jember, letaknya ada di Puger Wetan, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. TPI yang terletak di Jember bagian selatan ini merupakan tempat para nelayan menjual hasil tangkapannya kepada masyarakat. Pengunjung bukan hanya bisa membeli ikan segar yang baru didapatkan oleh para nelayan saja, tetapi ada banyak sekali produk olahan laut yang dapat dibeli oleh mereka seperti terasi, kerupuk, ikan asin, dan lain sebagainya.

Menurut Pak Sayadi, salah seorang nelayan asli Desa Puger, adanya laut sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa itu sendiri, apalagi ada TPI yang menjadi tempat penjualan hasil tangkapan. Mayoritas pekerjaan masyarakat di sana adalah nelayan dan hanya segelintir orang menjadi buruh bangunan. Jenis dan banyaknya tangkapan ikan dipengaruhi oleh musim, jika ikan itu banyak pada musim tersebut maka harganya murah dan jika ikan itu langka maka ikan itu akan mahal. Contohnya saat musim ikan tuna maka harga ikan tuna akan turun, bahkan Pak Sayadi mengatakan akan ada penumpukan ikan karena tidak ada yang membelinya. Hal tersebut menjadi risiko bagi nelayan itu sendiri.

Kemudian menurut seorang nelayan yang bernama Pak Ghufron, terdapat sekitar 6 ribu lebih nelayan di Pantai Puger. Para nelayan biasanya melakukan pelayaran pada sore hari dan pulang pagi hari dan ikan hasil tangkapannya dijual kepada orang yang memiliki dana besar ataupun dijual sendiri, jadi tidak ada sistem lelang. Ikan sarden menjadi salah satu ikan yang penangkapannya tidak pernah terputus, tetapi di Puger sendiri belum memiliki pabrik untuk mengolah ikan tersebut, oleh karena itu tangkapan ikan sarden dikirim ke Muncar, Banyuwangi.

Bu Lilis, seorang nelayan wanita yang setiap harinya menangkap ikan di Pantai Puger untuk mencukupi kebutuhan keluarganya mengatakan bahwa dalam sehari banyak ikan yang Bu Lilis dan rekan nelayannya dapatkan bisa sampai 10 kuintal/hari dengan pendapatan bisa sampai 7 juta/hari, tetapi jumlah ikan dan penghasilan setelah penangkapan tersebut tidak pasti, bahkan Bu Lilis pernah tidak mendapatkan ikan sedikit pun.

Menurut Bu Lilis, kendala bagi para nelayan untuk menangkap ikan adalah angin dan ombak besar yang tidak bisa diprediksi oleh para nelayan. Bu Lilis juga menceritakan bahwa beliau baru saja mengalami tabrakan dengan perahu nelayan lain akibat ombak yang begitu besar hingga menyebabkan perahunya terbalik, tetapi beliau berpendapat bahwa hal tersebut adalah risiko yang harus dihadapi jika ingin menjadi nelayan.

Pandemi juga memberi dampak bagi Bu Lilis dan nelayan lainnya, pasalnya harga ikan terus menurun dan mengurangi pendapatan para nelayan atau bahkan rugi karena sedikitnya orang yang berani keluar rumah untuk membeli ikan dan masyarakat memilih menghemat pengeluaran karena pendapatan mereka tidak sebanyak sebelum pandemi melanda. Harga ikan yang menurun bisa sampai setengah harga atau bahkan lebih dari setengah harga. Akibatnya, banyak ikan yang membusuk dan tidak segar karena disimpan dalam waktu yang lama. Harapan Bu Lilis pada pemerintah adalah pemerintah dapat menciptakan pelabuhan yang bersih, sehat, dan tertib melalui pengarahan terhadap para pengguna pelabuhan dan infrastruktur pelabuhan yang memadai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun