Mohon tunggu...
Deanisa
Deanisa Mohon Tunggu... -

mahasiswa Fisip Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Senja Bersama Candi Tersembunyi

30 April 2014   04:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Provinsi Yogyakarta dikenal dengan beberapa kemegahan Candi yang berada di sekitaran wilayahnya. Nama–nama Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Boko sudah tidak asing lagi bagi wisawatan dalam negeri maupun luar negri.  Ketika kita berkunjung kecandi-candi tersebut tak pernah sekalipun kita melihat sepi pengunjung. Bangunan yang sangat besar dan bongkahan batu yang tertata apik menghiasai candi-candi tersebut.

Kali ini ada yang berbeda pada candi di kota Yogyakarta. Bernama Candi Ijo, yang letaknya tersembunyi di ketinggian. Berada di dusun Groyokan, desa Sambirejo, Prambanan, Sleman yang letaknya tak begitu jauh dari Candi Boko. Petunjuk jalan pun sudah tersedia untuk melihat eloknya Candi tersembunyi ini. Bukan lagi jalanan yang nyaman untuk dilalui, jalan terjal dan pecahan bebatuan siap menghalagi perjalana. Jalanan yang menanjak dan terjel seakan tak terasa ketika pemadangan alam disekitar begitu indah. Tak hanya alam, perkampungan yang masih asri juga menemani perjalan menuju Candi Ijo.

Sesampainya di Candi Ijo dengan ketinggian rata-rata 410 meter diatas permukaan laut terasa semilir angin ditubuh. Pemandangan kota Yogyakarta terlihat indah dari sini, tak ketinggalan sapaan dari sisi kanan dari Gunung Merapi yang terlihat jelas dengan kasat mata. Tak banyak pengunjung seperti Candi-Candi lainnya. Candi Ijo dibangun pada sekitaran abad ke9 pada zaman kerajaan Medang dengan corak Candi khas Hindu. Saat kita memasuki Candi Ijo terdapat kala makara dengan motif kepala ganda.

Saat hendak mengelilingi Candi Ijo tidak ada pungutan sepersen pun dari pemerintah, hanya  dana sukarela yang bisa kita berikan atau tidak. Pemandangan rumpt hijau yang sangat rapat menghiasi seluruh kawasan Candi Ijo. Namun, bukan alasan tersebut yang membuat nama Candi ini menjadi Candi Ijo. Nama Candi Ijo karena Candi Ijo berada di atas bukit yang disebut dengan Gumuk Ijo. Luas wilayah Candi Ijo  0,8 hektare yang tak sebegitu luas dibandingkan dengan Candi prambanan dengan yang memiliki luas 39,8 hektare.

Kompleks Candi Ijo sendiri teras-teras berundak berjumlah 11 teras yang pada bagian bawah Candi hanya terdapat beberapa bongkahan bebatuan Candi. Sedangkan saat berada lebih tinggi terdapat Candi yang lebih utuh tidak berbentuk bongkahan seperti yang dibawah. Satu Candi yang lebih besar dan utuh disebut Candi induk, sedangkan didepanya terdapat tiga Candi yang lebih kecil. Ketiga Candi tersebut diduga untuk memuja Trimurti: Brahma, Wisnu, dan Syiwa.

Dalam Candi Induk terdapat relung yang sudah kosong tidak ada arca didalamnya. Relung-relung tersebut memiliki pahatan pada dindingnya. Sedangkan untuk mencapai kepintu terdapat pipi tangga berbentuk sepasang makara dan diambang pintu terdapat hiasan kepala Kala tersusun. Untuk atap candi bertingkat-timgkat tiga undakan. Tersusun segi empat makin ke atas makin kecil.

Pada teras ke11 pula terdapat tempat perapiaan, sedangkan pada teras ke 9 terdapat prasasti yang bertuliskan Bluyutan atau Guywan yang memiliki arti pertapaan. Selain itu terdapat prasasti mantra yang berada dibatuan. Peletakan bangunan pada tiap teras sebenarnya didasarkan atas kesakralannya. Tetapi setiap detail Candi menyuguhkan sesuatu yang memiliki makna sendiri – sendiri.

Letaknya yang tersembunyi diketinggian kota Yogyakarta membuat Candi Ijo sangat indah. Berbalut kehijauan rumput, pemandangan indah alam dan gunung, serta senja yang apik dengan pesawat terbang yang sedang take off dari bandara. Langit yang berwarna jingga sangat kontras dengan rumput hijau di halaman candi. Tetapi, sungguh Candi tersembunyi yang indah dan dirawat serta dilestarikan oleh warga sekitar. Bahkan sejarah yang tersembunyi akan menjadi indah ketika kita menyadarinya dan melestarikanya.

[caption id="attachment_321920" align="alignnone" width="500" caption="Bongkahan Candi pada Teras bawah"][/caption]

[caption id="attachment_321921" align="alignnone" width="300" caption="Tengah : Candi Induk"]

1398780115223301307
1398780115223301307
[/caption]

[caption id="attachment_321922" align="alignnone" width="500" caption="Tiga Candi didepan Candi Induk"]

1398780148732283288
1398780148732283288
[/caption]

[caption id="attachment_321923" align="alignnone" width="266" caption="Salah Satu Candi didepan Candi Induk"]

13987802452138898412
13987802452138898412
[/caption]

[caption id="attachment_321924" align="alignnone" width="300" caption="Senja di Candi Ijo"]

1398780299582232458
1398780299582232458
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun