Mohon tunggu...
Dheandra Kusumah
Dheandra Kusumah Mohon Tunggu... -

Expresif and Friendly

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Perlu Nasionalisasi Perusahaan Asing?

12 Juni 2015   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Secara umum kita semua tahu, bahwa Indonesia adalah salah satu negara kepulauan, yang memiliki kekayaan Sumber Daya Alam(SDA) terbesar, diantaranya yaitu terdapat emas, batu bara, nikel, tembaga, minyak bumi, hutan, serta laut yang sangat luas,penuh dengan ikan-ikannya. Tetapi kekayaan tersebut belum secara maksimal, di manfaatkan oleh rakyat Indonesia, justru kebanyakan hasil bumi tersebut dimanfaatkan pihak asing, disamping rakyat indonesia sendiri lebih menyukai produk dari luar ,dari pada produk dalam negeri. Sehingga rakyat Indonesia sudah terbiasa memandang mewah, kalau ada barang yang bermerek Luar, jika hal tersebut tetap berlangsung maka perekonomian di Indonesia tidak pernah ada peningkatan.
Yang sebenarnya sekarang terjadi adalah Indonesia sudah dijajah oleh ekonomi asing, sudah banyak perusahaan-perusahaan asing yang sukses mengolah bahan alam Indonesia, sedangkan rakyat Indonesia sendiri masih banyak yang hidup dalam kemiskinan.
Pemerintah harus punya kesadaran geopolitik dalam membangun aliansi strategis dengan Tiongkok atau Amerika Serikat dan sekutunya yang saat ini sedang berebut pengaruh di kawasan Asia Pasifik. Tanpa kesadaran geopolitik, Indonesia bisa terjebak dalam perangkap perbudakan atau skema kolonialisme baru non-militer yang dikembangkan negara-negara adidaya.
Indonesia harus jeli dan mewaspadai trend persaingan global di kawasan Asia Pasifik. Di satu sisi, kita harus realistis, kalau tidak bisa mengalahkan lawan, kita jadikan sebagai kawan. Jangan seperti orang yang tidak punya baju dan tidak punya uang tapi terus mau berlagak. Tapi di sisi lain, Indonesia harus meniru Tiongkok yang punya spirit untuk menjadi negara superpower.
Chavez presiden Venezuela juga menasionalisasi perusahaan migas di sana sehingga Venezuela yang merupakan negara penghutang terbesar, sekarang rasio hutangnya hanya kurang dari 40% total GDPnya. Di bawah Indonesia yang rasio hutangnya sudah mencapai 68% dari GDP dan terus bertambah sekitar Rp 100 trilyun/tahun. Kuwait dan Qatar juga mengandalkan BUMN mereka untuk mengelola kekayaan alamnya sehingga tidak bocor ke asing.
Akibatnya negara mereka makmur.
Indonesia tidak mungkin akan diserang secara militer sebagaimana serbuan terhadap Irak, Syria, Libya, dll oleh negara dan pakta-pakta pertahanan manapun dengan alasan apapun, mengapa?
Pertama, bahwa dalam perspektif politik (kolonialisme) global, Indonesia diletakkan: (1) sebagai pemasok bahan mentah bagi negara-negara industri maju; (2) sebagai pasar bagi barang-barang jadi yang dihasilkan oleh negara-negara industri maju; dan (3) diposisikan sebagai pasar guna memutar ulang kelebihan kapital yang diakumulasi oleh negara-negara industri maju tersebut. Ketiga hal di atas adalah analisa Bung Karno tempo doeloe dan kini ternyata menjadi nyata adanya.
Kedua, faktor geoposisi silang di antara dua samudera dan dua benua, menjadikan Indonesia merupakan kawasan yang mutlak harus kondusif, aman dan nyaman bagi keberlangsungan hilir mudik pelayaran lintas negara bahkan benua, kenapa? Bahwa 80% perdagangan dunia melalui Indonesia dimana 50% adalah tanker-tanker minyak dunia.
Jadi selama ini, Indonesia hanya dijadikan tempat usaha bagi investor-investor asing, sepanjang Negara kita tidak bisa mengelola sumber daya alam yang melimpah, sampai kapanpun Indonesia akan miskin terus.
Maka dari itu, seyogyanya sejak dari sekarang dan kedepan, segenap komponen bangsa ini secara bertahap wajib diajarkan tentang geopolitik (geostrategi, geoekonomi), terutama pemahaman tentang perang non militer (asymmetric warfare) beserta varian terbarunya seperti hybrid war, proxy war, dsb --- agar anak-anak bangsa ini memahami secara mendalam serta utamanya tidak terseret oleh "skema kolonialisme" yang digelar oleh siapapun adidaya di Bumi Pertiwi.
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=17669&type=111#.VXpPYFJTvSg
http://infoindonesiakita.com/2014/08/25/nasionalisasi-perusahaan-minyak-asing/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun