Elektabilitas pasangan Capres Prabowo – Hatta terus merangkak naik pasca debat Capres 15 Juli 2014, menurut Dosen Ilmu Politik UI Firman Noor “hal tersebut dapat dilihat dari cara Jokowi menjawab pertanyaan dalam debat capres–cawapres. Selain itu, cara kampanye Jokowi juga dinilai sebagai pencitraan yang berlebihan”, ini bisa saja disebabkan karena masyarakat sudah bisa menilai masing-masing Capres kalau seandai mereka terpilih mejadi RI 1. Rakyat Indonesia sudah pandai membandingkan dan menginginkan seorang Presidennya yang bisa benar-benar dapat mereka banggakan, tidak hanya di dalam negri saja. “Rakyat bisa menilai dirinya melalui debat dan beberapa kesempatan kampanye. Sikapnya tak cukup meyakinkan untuk peran level presiden,” kata Firman dalam pernyataan tertulis yang diterima Jurnal Nasional, Kamis (19/6). Cek : http://www.jurnas.com/news/138399/Tak-Hanya-Mesin-Politik-Lemah-Penyebab-Elektabilitas-Jokowi-Stagnan-2014/1/Nasional/Pemilu-2014
Hal ini membuat kaget sang Capres itu sendiri,mungkin ada yang salah dalam Pencitraan atau Pencitraan yang terlalu berlebihan..? Cek : http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/16/269585482/Jokowi-Kaget-Survei-Unggulkan-Prabowo-di-Jakarta
JOKOWI-pun mulai tidak Pede, dengan Partainya.
PERNYATAN calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut mesin politik partai koalisi PDIP yang mengusung dirinya tidak bekerja maksimal, sehingga elektabilitasnya cenderung stagnan .
MenurutFirman itu tidak sepenuhnya benar, rakyat lahyang menilai hal itu dikarenakan memang sikap dan performa sang Capres itu sendiri yang menyebabkan demikian, itu artinya memang kesan yang ditimbulkan dan ditampilkan memang sengaja di atur oleh sutradara-sutradara yang handal dari Kubu Capres bernomor urut 2 tersebut dan tidak alami. Apalagi pada saat Debat Capres yang mengharuskan masing-masing Capres bertanya, Capres Nomor urut 2 selalu berpatokan kepada pertanyaan-pertanyaan yang sudah di atur dan disusun rapi terbukti pada saat bertanya Capres nomor urut 2 tersebut selalu membaca secarik kertas. Berbeda dengan rivalnya, ini menujukan ketidak tahuan tentang apa yang dibahas pada saat itu.Tapi dalam sesi Tanya jawab memang JOKOWI lah Jagonya, maksudku Jago membuat singkatan sehingga membuat bingung rivalnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H