Habluminannas dan Habluminallah bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Habluminannas dimaknai secara bahasa artinya hubungan dengan manusia sedangkan Habluminallah artinya hubungan dengan Allah.
Gambaran pokok manusia beragama adalah penyerahan diri. Ia menyerahkan diri kepada sesuatu yang Maha Ghaib lagi Maha Agung. Ia tunduk lagi patuh dengan rasa hormat dan khidmat. Ia berdo'a, bersembahyang, dan berpuasa sebagai hubungan vertikal (habluminallah) dan ia juga berbuat segala sesuatu kebaikan untuk kepentingan sesama umat manusia (habluminannas), karena ia percaya bahwa semua itu diperintahkan oleh Zat Yang Maha Ghaib serta Zat Yang Maha Pemurah.
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu anhuma, dari Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam beliau bersabda, Bertakwalah kepada Allah dimana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia. (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).
Baca juga: Gus Baha: Berpikir Positif, Ingatlah Nikmat Allah, Jangan Ingat Musibah agar Beruntung
Sebagaimana firman Allah yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan janganlah kalian mati melainkan dalam keadaan muslim". (QS. Ali Imran: 102)
Hadits di atas mengandung 3 wasiat Nabi yang sangat penting, yakni wasiat tentang hubungan secara vertikal manusia kepada Allah (habluminallah) dan hubungan secara horizontal sesama manusia (habluminannas).
1. Perintah Bertakwa kepada Allah Dimanapun Berada
Takwa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengenal tempat. Bertakwalah di mana pun berada, baik saat sunyi sendirian terlebih lagi ketika berada di tengah keramaian. Inilah sebenar-benarnya takwa dan merupakan takwa yang paling berat.
Di antara sikap taqwa adalah menjaga hubungan baik sesama manusia, karena syariat memerintahkan menjalin habluminallah wa habluminannas. Tentu sebaliknya adalah sikap tidak baik, manakala muslimin berbuat keributan dan meresahkan orang lain.
Baca juga: Hanya Terfokus pada Allah
Allah berfirman:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas." (QS. Ali Imran 112).
2. Tidak Menunda Melakukan Amal Sholeh
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam
Shalat 5 waktu, dari Jumat ke Jumat selanjutnya, serta Ramadhan ke Ramadhan adalah sebagai penghapus dosa di antara waktu itu, selama menjauhi dosa-dosa besar. (HR. Muslim No. 233).
Karena hanya dosa kecil saja yang terhapuskan oleh perbuatan baik, maka ketika seseorang terjerumus dalam dosa dan maksiat wajib baginya untuk segera bertaubat, melakukan amal shalih dan berusaha untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut.
Baca juga: Ketentuan Allah yang Menguji Iman
3. Memiliki Akhlak Mulia
Wasiat yang terakhir yaitu perintah untuk memiliki akhlak yang mulia dalam hubungan sesama manusia. Contoh yang paling mudah dalam berakhlak mulia yaitu senyuman yang diiringi wajah yang berseri ketika bertemu dengan orang lain dan bertegur sapa.
Oleh karenanya Rasulullah mengkaitkan antara akhlak mulia dengan iman yang sempurna. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya. (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).
Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa pada hari kiamat orang yang paling dekat dengan Rasulullah yaitu yang paling bagus akhlaknya. Tidak hanya itu, dengan memiliki akhlak mulia, maka akan dicintai oleh manusia yang lainnya terlebih Rasulullah.
Sumber : Tags; Habluminannas dan Habluminallah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H