Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Paling Menyedihkan

9 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   08:12 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil meninggalkan desa (dokumen pribadi)

Stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)
Stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)

Kami dengan segera berjalan menuju ke area ruang tunggu stasiun Purwokerto. Tak lupa kucetak tiket terlebih dahulu, untuk kemudian kami duduk menunggu di area ruang tunggu stasiun. Jam masih menunjukan pukul 13.15. Sementara kereta yang kami naiki akan berangkat pukul 16.30. Itu artinya, aku dan keluarga punya waktu sekitar 3 jam lebih untuk dihabiskan di stasiun Purwokerto.

Tak banyak yang kulakukan di stasiun, selain duduk menunggu memainkan ponsel atau sesekali bercakap dengan anggota keluargaku. Kadang, kala mulutku asam, aku memilih keluar untuk sekedar membakar sebatang dua batang rokok. Aku juga sering mondar-mandir di area ruang tunggu stasiun, sekedar untuk melihat-lihat situasi di sana. 

Tak jarang mataku melayang ke papan informasi kedatangan kereta untuk melihat kereta-kereta apa saja yang sebentar lagi singgah di stasiun Purwokerto. Mataku kadang juga jatuh ke kaca besar di ruang tunggu stasiun, melihat ke suasana dalam area stasiun Purwokerto yang besar. 

Semakin lama, semakin banyak sekali orang yang memadati stasiun Purwokerto di siang yang menjelang sore itu. Baik aku dan mereka, aku percaya bahwa kami adalah orang yang sama-sama mengalami temu dan pisah dalam hidupnya.

KA Taksaka Tambahan di foto dari kaca ruang tunggu stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)
KA Taksaka Tambahan di foto dari kaca ruang tunggu stasiun Purwokerto (dokumen pribadi)

Sekitar pukul 15.30, kulihat sebuah rangkaian kereta langsir untuk kemudian akhirnya terparkir di jalur 1. Aku mencoba menebak, 'kereta apakah itu?' Dan, benar saja, itu adalah kereta yang akan kunaiki hari ini. Nama kereta itu Serayu. Konon namanya diambil dari nama sebuah sungai di Jawa Tengah. 

Alasan kami memilih kereta Serayu adalah karena harganya yang teramat murah. Bayangkan saja! Jika kereta lain memiliki harga berkisar antara Rp150.000-Rp200.000 per orangnya, KA Serayu ini cuma berharga hanya Rp.67.000 per orangnya. Namun, tetap yang namanya ada harga ada rasa. 

KA Serayu adalah KA dengan kelas full ekonomi, dengan kursi tegak berkonfigurasi 2-3. Satu kereta terdiri dari 106 tempat duduk, dan posisi kursi masing-masing berhadapan. 

Untuk itu, jangan harap ada rasa nyaman ketika menaiki KA Serayu ini. Selain harganya yang teramat murah dan kursinya yang jauh dari kata nyaman, KA Serayu juga memiliki waktu tempuh yang lama sebab rutenya yang memutar via selatan Bandung.

Kami dengan segera masuk ke dalam area stasiun. Kaki ini melangkah menuju ke kereta ekonomi 5 yang berada di selatan. Tak butuh waktu lama untuk akhirnya kami menemukan kursi kami, dan kami pun duduk setelah menaruh barang bawaan ke rak atas bagasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun