Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Perjalanan Paling Menyedihkan

9 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   08:12 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua oleh-oleh itu adalah pemberian dari saudara-saudara ibuku. Semua tersimpan dalam dua dus berukuran besar, dan sepertinya akulah yang akan kecipratan membawa salah satu dari dus itu.

Langkah membawaku kembali ke depan rumah. Lagi-lagi kunyalakan rokok untuk mengusir kesedihanku. Kuhempaskan lagi asapnya ke udara, untuk kemudian kubiarkan lagi ia menggelung-gelung. Tak lama, pikiranku dihujam oleh apa-apa yang kulakukan di desa ini seminggu terakhir. 

Aku ingat, saat memetik kelapa di kebun, bermain di kali, sampai mengunjungi rumah saudara di atas bukit. Semua hal itu, menjadi candu untuk kulakukan lagi dan lagi. Sepertinya, aku ingin suatu hari tinggal lama di desa ini, sekedar untuk menenangkan hati.

Foto saat main ke kali (dokumen pribadi)
Foto saat main ke kali (dokumen pribadi)

Pukul 11.00, pamanku datang menjemput kami. Ia datang dengan mobil yang sama yang menjemput kami Minggu lalu. Sesaat setelah mengecek bawaan, memastikan apakah ada barang yang tertinggal, kami pun masuk ke dalam mobil, diiringi dengan para saudara yang melepas kepergian kami dengan haru. Kurasakan getaran sedih yang meluap ketika aku menatap masing-masing wajah mereka yang tersenyum. Sampai akhirnya mobil melaju, dan aku pun resmi meninggalkan rumah penuh kenangan itu.

***

Perjalanan dimulai. Mobil melaju di jalanan desa yang kurang mulus. Tubuhku sekeluarga dibuat berguncang karenanya. Sesaat setelah mobil melaju di jalanan besar, bersama itulah kemudian perasaanku terkoyak. Hatiku lebur. Terbang bersama kesedihan yang membaur. Entah kapan aku akan kembali lagi. Sepertinya berada di kampung halaman, sudah menjadi candu yang tak mungkin bisa kusudahi.

Mobil meninggalkan desa (dokumen pribadi)
Mobil meninggalkan desa (dokumen pribadi)

Aku duduk di kursi pojok bagian tengah. Mataku melayang ke luar jendela. Pikiranku menghambur di antara hamparan sawah luas, perkebunan, hingga ke pegunungan tinggi menjulang. Ada begitu banyak panorama yang menakjubkan yang bisa kunikmati selama di perjalanan. Aku sungguh terbuai sesaat oleh keindahan alam yang begitu mengagumkan.

Mobil terus melaju melewati desa-desa (dokumen pribadi)
Mobil terus melaju melewati desa-desa (dokumen pribadi)

Dua jam berlalu. Kami akhirnya tiba di halaman parkir stasiun Purwokerto. Terkesan lama, namun sebanding dengan lokasi desaku yang berada di kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Aku dan keluarga turun untuk kemudian bergerak menuju ke bagasi belakang. Kukeluarkan semua bawaan berupa tas-tas dan dua dus oleh-oleh. Tak lama paman pamit, dan mobilnya hilang dari pandangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun