2. Dalam perjalanan pemerintahannya, Jokowi kemudian berusaha menjodohkan Prabowo dengan Ganjar Pranowo sebagai Capres dan Cawapres.Â
Beberapa kali Jokowi mempertemukan Prabowo dan Ganjar dalam pertemuan-pertemuan formal.Â
Tujuannya supaya terbangun chemistry dan komunikasi dari kedua tokoh tersebut.
3. Langkah ini rupanya tercium oleh elit petinggi PDIP.
Megawati yang merasa masih menjadi otoritas tertinggi partai berlambang banteng merasa wewenang dan kekuasaannya dilangkahi seorang kadernya. Meskipun kader tersebut presiden. Apalagi mengusung kader PDIP lain "hanya" sebagai cawapres, bukan presiden.
Beliau murka dan memanggil Jokowi, tapi mendapat jawaban kurang memuaskan.
Tidak ada titik temu.
Cerita berlanjut, Ganjar mendapat serangan dari loyalist Megawati hingga muncul adagium "Yang penting kata Tuhan, tidak penting apa kata Puan." dari Ganjar.
Jokowi pun mendapat serangan terselubung dengan isu permintaan 3 periode.