Murika memberi solusi pendidikan anak melalui 3 metode ajar. Pertama, dilakukan di ruang belajar Murika. Kedua dilakukan secara private, ke rumah peserta didik. Ketiga, pendampingan ke sekolah-sekolah dengan model kerjasama. Beberapa sekolah dan guru-guru sangat antusias menerima proposal kerjasama dengan Murika, karena mendapat ilmu yang inovatif dalam mengajarkan baca, tulis, hitung bagi anak-anak secara menyenangkan.
Program pendidikan murika tidak berhenti di upaya mengajarkan sesuatu secara menyenangkan. Adu cepat berhitung, keberanian untuk menunjukkan kemampuan dan berkompetisi, setelah menguasai kemampuan standar yang diharapkan, menjadi bagian dari program terpadu pengembangan karakter anak didik Murika. Anak didik murika ditantang untuk menunjukkan kemampuannya melakukan hitung cepat, dan diposting melalui media sosial. Media sosial murika dapat dilihat di Youtube.
"Harapannya, setelah anak-anak mendapat pendidikan tambahan di Murika, mereka tidak hanya pintar membaca atau menulis. Tetapi juga memiliki kepercayaan diri dan semangat untuk berkompetisi, bersaing secara sehat, dengan menunjukkan bakat dan kemampuan mereka" Imam menjelaskan.
"Program pendidikan Murika bukan untuk bersaing dengan pendidikan sekolah formal, melainkan sebagai suplemen atau memperkaya khazanah pendidikan" Lanjutnya menegaskan posisioning Murika sebagai bimbingan belajar.
Namun demikian, program pendidikan yang terpadu bagi Imam hanyalah awal pengembangan Murika. Berbekal 12 tahun pengalaman di bidang pengembangan sumber daya manusia, Imam bekerja untuk mewujudkan mimpinya membangun Murika. Tidak hanya sebagai UMKM daerah, melainkan menjadi bimbingan belajar berskala nasional.
Di luar pengembangan program-program pendidikan yang dibutuhkan masyarakat, Imam menyusun skema kerjasama, menggandeng investor, membentuk manajemen yang solid, meluaskan jaringan, dan membangun budaya kerja internal Murika. Hasilnya, hingga November 2022, Murika sudah meluluskan lebih dari 1.500 anak didik dengan kemampuan tersertifikasi. Di akhir tahun yang sama Murika memiliki 45 karyawan yang mengelola 12 cabang di sekitar Brebes.
Mengelola 12 cabang dengan ratusan anak didik tentu bukan pekerjaan mudah, terlebih rencana jangka panjang Imam tidak berhenti di Brebes. Rencana untuk ekspansi cabang ke kota tetangga, Tegal dan Pemalang, dalam tahap realisasi. Bagaimana Imam mengatasinya?
"Tadinya kami sangat kesulitan mengelola keuangan. Sangat sulit, terutama ketika harus mengontrol pembayaran anak didik dan melaksanakan kewajiban kami kepada karyawan yang sudah mengerahkan pikiran dan tenaganya. Murika sangat terbantu setelah bekerjasama dengan BRI dalam sistem payroll (pembayaran gaji karyawan) dan pembayaran SPP menggunakan QRIS, di awal tahun ini. Karenanya kami bisa fokus mengembangkan program dan ekspansi cabang" Imam menerangkan saat diwawancarai via whatsapp baru-baru ini.
"Kami juga sedang menjajaki peningkatan kerjasama dengan BRI melalui program Junior Smart Saving yang bisa digunakan untuk aplikasi pembayaran, reminder SPP, dan payment gateway. Sehingga akan lebih memudahkan pengelolaan." Lanjut Imam menceritakan rencana perluasan kerjasama dengan BRI.