Ada ujaran mengatakan "bahagia itu seperti rumah, bukan menara". Rumah disusun dari bata-bata kecil, lalu menjadi ruangan yang melindungi penghuninya. Sementara menara, meski pun tinggi menjulang namun tidak berpenghuni.
Maknanya, kebahagiaan itu bukan dari sesuatu yang tampak besar dan megah. Rutinitas harian yang terlihat biasa seperti sapaan tetangga yang baik, senyum orang terkasih, atau sekedar paket yang datang tepat waktu dapat menjadi komponen dari kebahagiaan besar kita.
Setahun terakhir ini sebuah riset menunjukan tinggal sekitar 38% pekerja Indonesia yang masih merasa bahagia (1). Bagaimana tidak? Ancaman penyakit telah membuat ekonomi melambat. Penghasilan masyarakat menurun, daya beli masyarakat anjlok drastis.
Selain itu masyarakat tidak lagi bebas bepergian atau berkumpul. Bahkan sekedar bertemu tetangga, kawan, dan kerabat pun dibatasi. Hal-hal sederhana yang membangun rumah kebahagiaan itu terrenggut dari kehidupan kita. Ya, pandemi Covid-19 telah merusak rumah kebahagiaan kita.
Bagi negara dan swasta, kondisi ini pun sangat sulit. Pemerintah mengoreksi defisit APBN hingga 6,34% (2). Sementara dunia usaha sangat lesu, lebih dari 60% perusahaan dari berbagai skala mengalami kebangkrutan. (3)
Namun demikian, tidak semua bidang usaha karam dihantam badai ekonomi. Salah satu yang justru makin berkibar dan inovatif di tengah pandemi adalah bisnis jasa pengiriman dokumen dan barang (4).
Dan di antara salah satu bisnis kurir terpercaya di Indonesia adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir atau JNE. Melalui kantor cabang dan agen yang mencapai 6000 titik di pelosok negeri (5), JNE turut menumbuhkembangkan ekosistem bisnis kurir dan UMKM daring. Mencapai usia 3 dekade tahun ini, JNE semakin menunjukkan eksistensi, kematangan, dan menjadi kekuatan dominan di bisnis ekspedisi tanah air.
Mengusung tagline "JNE Connecting Happines" atau dapat diterjemahkan secara bebas: menghubungkan, mengantar, membagikan, atau mengirimkan kebahagiaan. JNE seolah menjadi obat penawar bagi morat-maritnya kebahagiaan masyarakat akibat pandemi. Ketika para pekerja menjalani work from home. Sebagian masyarakat pun dipaksa untuk berdiam di rumah saja jika tidak ada keperluan mendesak.
Melawan masifnya penularan covid 19, para pekerja JNE di seluruh negeri hilir mudik mengantar barang ke seluruh pelosok negeri. Dari staff kantor, agen, petugas gudang, hingga para petugas pengantar barang, 40.000 karyawan tidak henti bekerja menyampaikan kebahagiaan yang dititipkan kepada mereka. Saya salah satunya.
Hal semacam itu tentunya tidak mudah. Bayangkan dalam satu bulan paling tidak ada 19 juta paket yang diantarkan JNE. Bahkan dalam momen tertentu pengiriman bisa mencapai 20 juta paket perbulan (6 dan 7). Dan harus zero mistakes, atau tidak boleh ada kesalahan pengiriman.
Sebagai perusahaan jasa, JNE sangat menjaga kepuasan pelanggan. Sepengalaman saya saat menghadapi kendala, JNE sangat sigap memberikan solusi. Demikian halnya saat menerima kritikan, masukan, dan sumbang saran pelanggan, guna meningkatkan pelayanannya, JNE selalu terbuka dengan menyediakan jasa customer service 24 jam.
Dalam hal inovasi perjalanan JNE bisa dibaca dari sejarah. JNE yang semula hanya melayani kegiatan ekspor dan impor kini telah memiliki berbagai jasa layanan. Dari pengiriman reguler, pengiriman yakin esok sampai (YES), JNE loyalti, JNE ekonomis, hingga jasa trucking, tersedia berbagai layanan dari JNE. (8)
Merupakan bagian dari kebahagiaan konsumen ketika menggunakan jasa pengantaran barang, barang yang diterima tidak hanya cepat dan tepat, tapi juga dalam keadaaan aman dan baik. Sejauh yang saya alami sebagai konsumen, standar JNE telah melampaui harapan konsumen.
Betapa leganya hati saya ketika membuka paket yang diantarkan oleh kurir JNE. Tidak sampai 24 jam, dokumen yang saya perlukan sampai ke tangan saya dalam keadaan utuh dan selamat dari kampung.
Kembali kepada kebahagiaan, hanya orang-orang bahagia yang bisa memberikan kebahagiaan kepada pihak lain. Demikian halnya dengan budaya perusahaan JNE. Kerapihan dan akurasi pengiriman paket yang dilakukan JNE tidak mungkin tercapai jika fondasi budaya perusahaannya tidak kokoh dan orang-orang yang bekerja di dalamnya tidak bahagia.
Salah satu yang paling saya ingat dari layanan JNE adalah keramahan kurirnya. Terkenang suatu sore, waktu saat itu sudah menunjukkan hampir pukul 18.00. Suara adzan maghrib sudah berkumandang. Teriakan salam mengejutkan saya. Ternyata kurir JNE mengantarkan barang pesanan saya.
"Kiriman terakhir mas" kata sang kurir sambil menyerahkan paket. Di tengah cucuran peluh dan wajah lelahnya, dia mempertahankan senyum ramah dan sikap yang sangat sopan. Profesionalisme yang saya acungi jempol.
Senyum, sikap profesional, dan keramahan itu pula yang paling dibutuhkan bagi perusahaan ekspedisi di saat ini. Bayangkan, ketika sebagian besar masyarakat mengalami berbagai hambatan dan kesulitan, indeks kebahagiannya menurun karena ketebatasan aktifitas, volume pengiriman barang oleh kurir JNE justru meningkat. Tekanan terhadap pegawai lapangan semakin tinggi.
Guna menghubungkan kebahagiaan dari pengirim barang ke penerima barang, pengantar barang pun harus bahagia terlebih dahulu. JNE melakukan berbagai cara untuk memberi kebahagiaan bagi para pegawainya. Di tengah pandemi ini, yang paling pertama tentunya JNE disiplin menjaga protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Ini wajib dilakukan untuk memberikan rasa aman baik kepada pegawai maupun kepada pelanggan. (9)
Sementara dari sisi budaya kerja dan manajemen, kebahagiaan JNE dirawat dari kedekatan para pimpinan dan manajemen perusahaan dengan setiap karyawannya. (10)
Kedekatan ini memberikan rasa aman, terayomi, dan terlindungi dalam jiwa para pegawai JNE. Selain peningkatan karir dan kemampuan, kegiatan-kegiatan yang bersifat non pekerjaan juga dilakukan. Diantaranya olahraga, kegiatan spiritual rutin berupa siraman rohani, dan kegiatan wisata juga dilakukan. Pemberian penghargaan bagi karyawan yang menunjukkan prestasi baik (11) selama ini menjadi salah satu tulang punggung loyalitas dan memelihara kebahagiaan internal JNE. Tidak lupa juga kegiatan amal dan sosial seperti menyantuni anak yatim, menolong korban banjir dan bencana alam, kerap kali dilakukan baik oleh perusahaan maupun karyawan JNE. Menegaskan connecting happines juga bermakna berbagi kebahagiaan.
Selamat ulang tahun yang ke-30 JNE, semoga semakin jaya dan bahagia.
Bogor, 31 desember 2020
Sumber Bacaan
 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,  8, 9, 10 , 11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H