Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Bergulat dengan Banteng dan Beruang, Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

31 Juli 2019   09:54 Diperbarui: 31 Juli 2019   10:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sertifikat SPM ( dokpri )

Sehingga jika ada sebuah perusahaan harga sahamnya Rp. 150 perlembar, kita dapat membeli saham 1 lot dengan uang Rp. 15.000. Murah bukan?

Pengalaman pribadi saya, membeli saham dapat dicicil, sedikit demi sedikit. Tetapi kita tentu tidak membelinya seperti membeli nasi goreng, ada prosedur yang diterapkan oleh BEI. Selain itu juga ada fee, atau imbalan jasa, yang harus kita perhitungkan untuk setiap transaksi di agen saham.

sertifikat SPM ( dokpri )
sertifikat SPM ( dokpri )
Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari SPM, saya melakukan analisa saham untuk melakukan investasi. Saya menggunakan sebagian uang tabungan saya membeli beberapa lot saham.

Pada dasarnya kunci membeli saham sederhana: beli saham saat harganya turun, jual saat naik. Kenyataannya memang tidak semudah itu. Kondisi ekonomi dipengaruhi berbagai faktor dan antar negara di dunia saling terkait satu sama lain. 

Sehingga selain mempelajari tren harga, kejelian membaca ekonomi, dan pemahaman politik, merupakan hal yang penting saat melakukan investasi saham.

Di bulan-bulan pertama saya melakukan jual beli saham sekedar untuk mengambil keuntungan jangka pendek. Sesaat setelah bangun pagi saya selalu memelototi berita ekonomi dan politik, menunggu pasar saham dibuka dan memperhatikan naik turunnya harga saham.

Meskipun beberapa kali mendapatkan keuntungan dari perdagangan saham jangka pendek, lama kelamaan capek rasanya kalau harus setiap waktu mengamati pergerakan harga saham. Kegiatan utama saya sebagai pekerja terganggu. 

Terlebih modal saya tidak seberapa sehingga keuntungan, atau biasa disebut cuan, juga tidak begitu besar. Karena itu saya mulai berpikir untuk mengalihkan investasi jangka pendek saya menjadi jangka panjang.

Investasi jangka pendek yang menuntut konsentrasi penuh mengawasi pergerakan harga saham. Pertimbangan membeli saham untuk investasi jangka panjang bagi saya pribadi tidak serumit saat melakukan spekulasi jangka pendek. Kita bisa membeli saham, lalu menjualnya setelah beberapa tahun tanpa harus repot mengamati pergerakan harga saham.

Jadi pada dasarnya membeli saham untuk jangka panjang seperti menabung. Perbedaannya jika menabung di bank kita harus memperhitungkan bagi hasil atau bunga tabungan maupun deposito, maka sebelum membeli saham kita harus lebih mengenal dengan sebaik-baiknya perusahaan tempat kita akan menanamkan uang.  

Fondasi perusahaan yang sahamnya akan kita beli haruslah bagus. Harga sahamnya cukup terjangkau sesuai kemampuan keuangan kita. Perusahaannya sehat, manajemennya solid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun