Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyoal Kembali Kredibilitas QC

5 Mei 2019   17:49 Diperbarui: 6 Mei 2019   05:24 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lembaga survey sangat kesulitan ketika ada dua pasangan calon presiden-wapres dengan selisih hasil suara sangat dekat. Misal 49,3% berbanding 50,2% , sisanya tidak sah. Dengan margin error 1% pun lembaga survey akan sport jantung saat mengumumkan hasil QC mereka. Sulit menentukan siapa pemenangnya karena peluang kedua calon sebetulnya sama besar.

Dari uraian itu kita bisa mengetahui bahwa sejatinya lembaga survey merupakan lembaga riset. Komoditas mereka adalah kepercayaan. Hasil QC tidak semata diukur dari nilai yang mereka tunjukan, melainkan bagaimana mereka mengambil data dan metode apa yang mereka gunakan untuk melakukan studinya. Kesalahan menebak atau menentukan pemenang pilpres bukan ukuran utama, selama cara pengambilan data dan metode perhitungannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Sebagai lembaga riset yang menjadikan kepercayaan sebagai bisnisnya, lembaga survey pasti tidak ingin memiliki reputasi tercela karena menampilkan hasil survey pesanan. Bisnis utama mereka akan hancur total karena ditinggalkan klien yang kehilangan kepercayaan.

Pemilu bagi lembaga survey adalah  perlombaan untuk menaikkan pamor lembaganya. Pemilu adalah pertaruhan reputasi. Saat pemilu inilah seluruh mata tertuju pada lembaga survei sehingga mereka berlomba-lomba untuk menebak hasil pemilu dengan akurasi tertinggi.

Semakin mendekati real count hasil tebakan mereka, maka semakin tinggi pula pamor mereka. Sebaliknya makin meleset tebakan mereka, tentu reputasi mereka semakin menurun. Ramalan yang pasti, calon-calon klien yang akan memanfaatkan jasa mereka dapat lebih mudah digaet jika tebakan mereka jitu.

Hasil QC terbukti secara ilmiah. Soal anda lebih percaya rumor dibandingkan hasil QC, itu urusan anda.

Bogor, 5 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun