Lembaga Survey kembali disorot ketika menunjukkan angka Quick Count (QC) yang memenangkan salah satu pasangan pada pemilu 2019.
"Lembaga survey tidak netral"
"Lembaga survey menggiring opini publik"
"Lembaga survey pembohong"
"Lembaga survey dibayar untuk memenangkan salah satu paslon"
Itulah beberapa diantara puluhan atau ratusan kalimat miring, negatif, dan tuduhan senada yang telah dialamatkan kepada lembaga survey.
Jadi makhluk apa sebenarnya lembaga survey itu? Sampai mereka berani mengumumkan nilai-nilai QC yang menunjukkan kemenangan salah satu kandidat ketika pemilu baru saja  selesai beberapa saat.
Apakah bisnis QC merupakan bisnis musiman yang hanya ada saat musim pemilu? Lalu di luar musim pemilu, pekerjaan mereka hanya menghabiskan uang yang mereka dapatkan dari lelang pengumuman pemenang pemilu tadi.
Nyatanya, lembaga-lembaga survey memiliki karyawan profesional yang bekerja setiap waktu. Proyek dan pekerjaan yang menghampiri mereka tidak pernah sepi.
Pernah mendengar rating sinetron atau rating acara televisi? Itulah salah satu contoh pekerjaan mereka. Merekalah yang melakukan studi untuk mengetahui jumlah penonton sebuah acara televisi, sehingga menentukan nilai serapan sebuah acara terhadap iklan dan tarif iklannya.