Sembako kesembilan, PKH sebagai pembangun jiwa mandiri masyarakat.
Salah satu keunikan PKH adalah peserta KPM dapat mengundurkan diri dari program ini ketika mereka merasa kesejahteraannya telah mencapai tingkat yang cukup baik. Artinya keputusan kelayakan mendapat PKH bukan hanya satu arah berdasarkan penilaian pemerintah semata, masyarakat juga memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dirinya dan turut membuat keputusan. Dari sini dapat dilihat bahwa PKH tidak sekedar memberikan ikan, melainkan memberikan kail dan membangun jiwa mandiri pesertanya.
Melihat bagaimana pelaksanaan program tersebut, tidak ada hal yang bisa saya berikan selain apresiasi tertinggi. Baik bagi pemerintah, petugas pendataan dan penyalur bantuan, maupun KPM penerima bantuan.
Selama ini bantuan sosial cenderung tidak terkelola dengan baik. Terlebih di tahun politik, subsidi kerapkali dikaitkan dengan kepentingan pemerintah untuk "membeli suara" supaya kembali berkuasa. Padahal terlepas dari siapa pun pihak yang berkuasa, dan motif di balik program, falsafah dasar negara kita mengamanatkan untuk selalu membantu kaum yang tidak mampu.Â
Transparansi PKH sebagai bantuan terintegrasi dapat mengurangi unsur politik bantuan sosial dan mengembalikan kepada tujuan hakikinya. Sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945, bahwa salah satu tujuan negara kita adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Indonesia bisa!
Bogor, 12 Februari 2019
***
Bahan-bahan tulisan:
Kesaksian PKHÂ , PKH Kemsos, Katadata, Tribunnews, BPS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H