Mohon tunggu...
Irpanudin .
Irpanudin . Mohon Tunggu... Petani - suka menulis apa saja

Indonesianis :) private message : knight_riddler90@yahoo.com ----------------------------------------- a real writer is a samurai, his master is truth, his katana is words. -----------------------------------------

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Beberapa Kelebihan Bus sebagai Solusi Kemacetan Kota

30 Januari 2019   05:08 Diperbarui: 2 Februari 2019   20:36 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: kompas.com)

Ada 8% penumpang yang menggunakan bus sebagai kendaraan untuk bepergian.

Angka tersebut merepresentasikan jumlah 525,5 miliar penumpang-kilometer pertahun, yang diangkut oleh 892.681 unit bus di seluruh Eropa. Jumlah tersebut masih di bawah pengguna kereta dan kendaraan pribadi.

Itu angka penumpang bus di Uni Eropa, bagaimana dengan di Indonesia?

Memang belum ada angka dan data-data pasti yang menggambarkan demografi transportasi massal tersebut di negara kita. Tetapi dibandingkan kondisi di Eropa, kemungkinan di Indonesia pengguna bus lebih besar dibandingkan kereta. Karena infrastruktur rel, baik ganda maupun monorel, di negara kita relatif masih minim.

Bus masih menjadi salah satu andalan masa kini dan harapan masa depan untuk memecahkan persoalan angkutan di negara kita, terutama di kota-kota besarnya. Ini didorong oleh beberapa alasan, antara lain:

Pertama, dibandingkan kereta, baik monorel maupun rel ganda, infrastruktur bus lebih murah. Kita tahu sebelum unit kereta dioperasikan, dibutuhkan rel, perlu juga menyiapkan stasiun, infrastruktur komunikasi antar stasiun, antar stasiun dengan unit, hingga SDM pengelola yang terlatih. Dan, kita tahu juga itu semua sangat mahal. Sementara bus relatif hanya membutuhkan unit bus dengan sopirnya.

Kedua, Daya angkut bus lebih besar dibandingkan kendaraan jalan raya lainnya. Menurut sebuah penelitian, sebuah bus yang mengangkut penumpangnya, berpotensi mereduksi 55 mobil dari jalanan. 

Bahkan daya angkut bus lebih besar daripada monorel, jika monorel pada umumnya mampu mengangkut 90 penumpang, bus mampu mengangkut hingga 200 penumpang. Artinya, sebuah bus sebanding dengan dua gerbong monorel, sehingga penggunaan bus relatif lebih efektif dalam mengurangi kemacetan.

Ketiga, bus lebih fleksibel. Jalanan yang digunakan bus adalah juga jalanan yang digunakan oleh kendaraan lain. Bus dapat berhenti nyaris di mana pun di sepanjang jalan. 

Selain itu bus juga tersedia dalam berbagai ukuran, dari minibus, bus sedang, hingga bus yang mampu membawa ratusan orang dalam sekali angkut. Teknologi kendaraan dan karoserinya yang terus berkembang menjadikan bus menjadi lebih inovatif, dan mudah dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Keempat, tingkat keamanan yang lebih baik. Angka kematian akibat kecelakaan pada bus terbukti lebih kecil dibandingkan kendaraan seperti minivan atau sepeda motor. 

Kecelakaan yang melibatkan bus umumnya tidak mengambil korban jiwa, kecuali seperti bus di negara kita yang sopirnya ugal-ugalan atau bus masuk jurang. Dan hal seperti itu jarang terjadi.

Kelima, bus lebih ramah lingkungan dibanding moda transportasi lain. Bayangkan, jika diakumulasikan berapa jumlah emisi gas buang yang dikeluarkan oleh sepeda motor atau mobil pribadi? 

Sedangkan kereta, meskipun secara fisik tidak memiliki emisi buangan, tetapi penggunaan listriknya yang bersumber dari pembangkit berbahan bakar batubara misalnya, tetap menghasilkan emisi yang tidak sedikit.

 Sementara itu, hari ini hampir sebagian besar bus menggunakan bahan bakar gas yang memiliki emisi 0, alias tanpa pencemaran sama sekali.

Sehingga atas beberapa alasan tersebut, meskipun penggunaan kendaraan pribadi mendominasi jalan, bus sebagai salah satu angkutan massal tertua masih akan terus beredar di jalan raya sebagai sarana angkutan. 

Saat pemerintah memasukkan bus sebagai sarana transportasi utama pengurai kemacetan di kota besar, ini tentu sudah melewati studi dan pertimbangan yang matang. Contoh sukses pemanfaatan bus sebagai solusi kemacetan dapat dilihat di Jakarta dengan program busway yang sudah berjalan hampir dua dasawarsa.

Sebagian orang, terutama yang lebih terbiasa menggunakan kendaraan pribadi untuk kesehariannya mungkin merasa terganggu karena badan besar bus mengambil lahan jalan yang cukup luas. Tetapi, sebagai angkutan umum, bus tentunya memiliki skala prioritas lebih dibanding kendaraan pribadi untuk menggunakan lahan jalan.

Yang kemudian perlu diperkuat oleh pemerintah adalah peningkatan dalam berbagai bidang, terutama pelayanan, sehingga masyarakat perkotaan tertarik dan mau berpindah moda transportasi dengan menggunakan bus. 

Selain keluasan jangkauan, keamanan, dan kenyamanannya, perlu juga dipikirkan dan diambil langkah-langkah agar penggunaan bus bisa menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan.


Himbauan untuk masyarakat: Ayo budayakan menggunakan bus umum sebagai moda angkutan!

(dari berbagai sumber)

Bogor, 30 Januari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun