Jika menyatakan setia kepada Pancasila sama artinya dengan setia kepada taghut, apakah polisi, tentara, pejabat, dan pegawai-pegawai negara yang selalu diambil sumpah untuk setia kepada Pancasila sebelum bertugas menjadi auto kafir? Apakah rakyat beragama Islam seperti saya, yang makan, minum, dan berak di negara ini, berarti harus memusuhi negara karena negara ini berdasar Pancasila?
Saya sangat meyakini Ust. Baasyir bukan orang bodoh. Beliau malah sangat pintar dan berpendidikan jauh di atas rata-rata orang Indonesia. Bagaimana tidak? Beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Darussalam Gontor di akhir 1950-an, lulus perguruan tinggi di tahun 1960-an, di masa itu termasuk kalangan elit yang jumlahnya hanya segelintir.
Terlebih pengalamannya melintasi batas-batas negara, aktivitasnya merentang dari menjadi guru, aktivis organisasi, pemimpin pergerakan, hingga ideolog. Berragam kegiatan itu pula yang membuat penjara seakan menjadi rumah kedua bagi Ust. Baasyir. Oleh intelijen negara, Ust. Baasyir dianggap sebagai gurunya para teroris yang paling berbahaya.
Tapi pintar intelek tentu tidak cukup untuk jadi panutan. Aduhai,... ustadz. Sepengetahuan saya, yang hanya mengenal angka nol dan satu, on dan off, ya dan tidak, adalah benda bernama komputer, bukan manusia. Saya manusia, jadi tidak mengerti sistem biner versi ustadz.
Bogor, 25 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H