Bayangkan anda membeli henpon mahal produk korea, masih di dalam kardus aslinya lengkap dengan segel hologramnya.
Sesampai di rumah anda buka kotaknya dengan hati-hati, karena dibeli dengan menghabiskan tabungan 4 bulan gaji.
Begitu dikeluarkan isinya, eng ing eeeeeng,... ternyata bukan henpon samsung galaxy idaman, tapi henpon abal-abal merk cangcut galaksih.
Apa yang anda rasakan?
Marah? Pasti.
Geram? Yes.
Sedih? Kayaknya enggak.
Isi yang tidak sesuai bungkusnya yang bikin es-mosi, sehingga anda koyak-koyak bungkusnya karena kesal.
Itu persis seperti kasus "bendera tauhid".
Bungkus luar organisasi yang heboh bendera itu adalah Islam, tapi isi dalamnya benarkah Islam?
Apakah pengajian mereka mengajarkan kitab-kitab tauhid sejenis Aqidatul Awam, Sulam Munajat, atau kitab fiqih seperti Safinatun Najat, atau kitab adab sperti Ta'limul Muta'alim?