Sejatinya dibanding memasang AC cara yang lebih efektif menyejukan rumah adalah bertanam tumbuhan. Rumah yang “hijau” tidak cuma sejuk, tapi juga sehat, kaya oksigen, lebih indah, dan hemat listrik. Saat ini ruang yang terbatas bukan kendala dengan adanya teknologi taman vertikal. Tetapi, jika itu tidak cukup dan harus memakai AC, maka hal paling penting untuk dilakukan adalah menghitung volume ruang untuk disesuaikan dengan kapasitas AC yang dipasang. Penggunaan AC melebihi kebutuhan ruang bukan hanya pemborosan, tetapi sebuah korupsi energi. Lalu dari tata cara pemasangan perangkat AC, unit dalam ruangan tidak boleh dipasang terlalu dekat ke lubang langit-langit, pintu, jendela dan ventilasi, untuk menghindari energi yang digunakan mendinginkan ruang berpotensi terbuang ke luar. Tutuplah ruangan ketika AC dinyalakan supaya sirkulasi udara dari AC mengalir optimal sehingga lebih hemat listrik. Pembersihan komponen seperti filter, kipas dan coil secara berkala, diketahui efektif menghemat listrik antara 10% - 20%. Penting juga untuk diingat, fungsi AC adalah sebagai penyejuk ruangan, bukan pendingin. Suhu antara 23" C - 25" C merupakan suhu optimum yang cukup memberi kenyamanan kepada manusia. Penelitian BPPT menunjukan setiap kenaikan temperatur AC 1" C menghemat 3% - 5% energi listrik, sehingga pemakaian di suhu optimum sangat dianjurkan. Jika semua dilakukan, ada potensi sekitar 30% - 40% daya listrik bisa dihemat.
Contoh lain perangkat elektrik yang lebih umum adalah setrika. Apakah kita sudah mengenal setrika dan menggunakannya secara benar untuk mengurangi konsumsi listrik? Cara terbaik menyeterika pakaian adalah memisah-misahkan pakaian sesuai jenis kainnya. Lalu proses menyeterika dimulai dengan pakaian yang membutuhkan panas tinggi, seperti linen dan katun, giliran berikutnya kain yang membutuhkan panas lebih rendah seperti woll, lalu sutera, dan terakhir untuk kain yang membutuhkan panas rendah seperti nylon. Dengan cara tersebut panas setrika diturunkan secara perlahan dan mengurangi penggunaan dayanya.
Langkah kedua: Mengetahui profil pribadi penggunaan listrik
Setelah setiap perangkat listrik teridentifikasi catatlah konsumsi dayanya, lalu dengan memperkirakan berapa waktu penggunaan setiap alat listrik kita bisa melakukan simulasi dan melihat profil konsumsi listrik rumah tangga kita.
[caption caption="Tabel Simulasi Profil Konsumsi Listrik RT"]
Kebetulan kami tinggal di kota yang cukup panas, tidak mengherankan alat listrik yang menempati peringkat pertama adalah sebuah Air Conditioner (AC) dengan konsumsi sebesar 46,26%, disusul kebutuhan penerangan berupa 8 lampu sebesar 15,42%, lalu lemari pendingin dengan konsumsi 14,46%, berikutnya Rice Cooker yang juga berfungsi sebagai penghangat nasi, menggunakan sekitar 13,49% listrik rumah tangga kami. Sisanya dibagi relatif merata untuk komputer (3,08%), televisi (2,57%), mesin cuci (1,54%), pompa air (1,45%), setrika (1,54%) dan alat elektronik lain sebesar kurang dari 0,2%.
Simulasi setiap perangkat menjadi hal penting untuk menentukan langkah-langkah penghematan. Hasil simulasi di rumah kami tidak jauh berbeda, hanya selisih sekitar 5-10kWh, ketika dicocokkan dengan total konsumsi listrik yang harus kami bayarkan setiap bulan.
[caption caption="Grafik Profil Konsumsi RT"]
Langkah ketiga: berikan label untuk perangkat listrik di rumah kita
Tentunya susah mengingat semua perangkat elektrik yang ada di rumah, labeling akan mempermudah kita untuk mengingat alat-alat listrik yang konsumsinya perlu dibatasi, kami pakai seperlunya, atau yang tidak terlalu perlu diperhatikan pemakaiannya. Karena ternyata tingginya konsumsi listrik hanya digunakan untuk beberapa alat tertentu, pada alat elektrik yang konsumsi listriknya menempati urutan 4 besar (AC, lampu-lampu, penghangat nasi dan lemari pendingin) kami menempelkan stiker kecil berwarna merah menyala pada saklar, alat yang bersangkutan, dan remote control, jika ada remote.
Khusus untuk lemari pendingin, meski pun mendapat label merah, karena kita tidak mungkin mencabut stop kontak, mengisinya dalam kapasitas sedang adalah langkah yang paling tepat untuk hemat energi. Lemari pendingin yang kosong, atau sebaliknya terlalu penuh, mengkonsumsi listrik lebih banyak. Label merah di lemari pendingin adalah untuk mengingatkan agar menghindari memasukkan makanan, atau minuman panas ke dalam lemari pendingin, serta memastikan pintu lemari tertutup rapat dan tidak dibiarkan terlalu lama terbuka, atau dibuka-tutup terlalu sering, karena membuat lemari pendingin bekerja lebih keras.