Tidak seperti rivalnya di daratan, pertumbuhan mikroalga sangat cepat karena termasuk tumbuhan sederhana yang berkembang biak dengan membelah diri. Dalam lingkungan yang ideal dengan suhu 20 Celcius - 30 Celcius, mikroalga mampu membelah diri 3 - 4 kali dalam sehari. Sehingga dengan kelimpahan sinar matahari sepanjang tahun, perairan Indonesia merupakan rumah yang ideal bagi berbagai jenis Alga. Dr. Mujizat Kawaroe sendiri berhasil mengidentifikasi 13 jenis mikroalga potensial untuk bioenergi.
Keunggulan lain alga adalah tidak adanya isu pangan dan lingkungan. Alga adalah pakan alami ikan, tetapi bukan untuk manusia. Selain karena dibudidayakan di perairan laut, isu lingkungan yang berkembang dalam budidaya mikroalga justru isu positif. Karena sebagai tumbuhan, mikroalga mampu berfotosintesis dan menjadi salah satu aktor utama yang berperan menurunkan emisi gas CO2 di atmosfer.
Di mana posisi Pertamina sebagai perusahaan energi?
Mengutip kalimat Steve Jobs: “ Innovation distinguished between leader and follower”. Saya meyakini Indonesia tidak kekurangan inovator handal. Jika Exxon Mobil menarik dana 100 Juta dollar dari penelitian bahan bakar mikroalga karena menilai bahwa potensi produksi massal mikro alga menjadi bahan bakar masih 25 tahun terlalu dini, Pertamina justru bisa menjadi salah satu pioneer energi biru masa depan dengan mengandalkan inovasi putera-puteri bangsa.
Sementara penelitian mikroalga masih di taraf teoretis dan laboratorium, sebagai perusahaan energi Pertamina bisa melakukan simulasi atau pilot project untuk memproduksi bahan bakar mikroalga secara massal. Setelah 5, 10, atau 15 tahun ke depan, ketika energi dari sumber terbarukan menjadi sumber utama bahan bakar, hasil dari precobaan yang dimulai dari skala kecil tersebut akan menjadi pilar utama kemandirian energi Indonesia.
Bayangkan potensi bahan bakar yang bisa dihasilkan dari produksi 2 barel per hektar per hari jika 10% saja dari 3,5 juta km2 luas laut dan garis pantai Indonesia yang mencapai 95.181 km dikonversi untuk kultur mikroalga. Melalui dukungan pertamina mengolah alga menjadi bahan bakar yang dapat diproduksi dalam jumlah berlimpah, untuk kemandirian energi bangsa, bahkan menjadi pemimpin bagi pemanfaatan energi terbarukan di kawasan Asia Pasifik dan dunia, bukan sebuah impian kosong bagi Indonesia.
Bersama semangat energi terbarukan menyongsong masa depan, penulis mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke-58 Pertamina.
Bahan Bacaan
http://daunhijau.com/2013/10/hasil-perhektar-kebun-kelapa-sawit/
http://nasional.kompas.com/read/2012/01/30/02391847/Mandiri.berkat.Kelapa.Sawit