Melihat potret perjalanan ketiga tokoh di atas sebagai sebuah pelajaran dan acuan, sepertinya mulai saat ini kita harus mengubah pendapat bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang agamis. "Kita adalah bangsa tanpa tata nilai yang mapan", dengan satu kalimat itu barangkali kita sedikit tergerak maju untuk mau memperbaiki minimal diri kita sendiri, daripada terbuai jargon-jargon tentang Indonesia bangsa berbudi-pekerti tinggi tanpa melihat realita.
Bukan kebetulan kalau hari ini televisi kita memegang peran sentral dalam setiap sendi kehidupan kita. Kewajiban kita menjauhkan generasi penerus dari contoh-contoh tidak terpuji yang merusak masa depan bangsa. "Jagalah hati" hai Bangsa Indonesia, "sungguh terlalu" jika menilai rendah orang yang menikah namun menempatkan martabat pelaku perzinahan "bagai bintang di surga".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H