Namun demikian, meski titik awalnya adalah perbaikan jalan bukan berarti pembangunan di sektor lain luput dari perhatiannya. Sebagai seorang pemimpin, Mas Ganjar mengandalkan kekuatan komunikasi untuk memastikan setiap program peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah seluas Jawa Tengah terlaksana sebaik-baiknya.
Cara Mas Ganjar berbicara, gesture, lirikan, dan tatapan matanya saat menyapa benar-benar mencerminkan wajah seorang komunikator ulung yang matang ditempa dunia politik. Sebagai produk kepemimpinan modern Mas Ganjar juga sangat paham memanfaatkan teknologi untuk mengalirkan komunikasi dan informasi kepada bawahannya. Mas Ganjar tidak segan untuk SMS, menelepon, atau nge-twit kepada pemerintah kabupaten untuk mengontrol pembangunan daerah.
Tidak cukup sampai di situ, kemampuan komunikasi Mas Ganjar sedemikian mumpuni hingga mampu membaca pembawa pesan hanya dalam sesaat. Itu dibuktikan ketika Mas Ganjar “menembak” dengan jitu tempat kerja seorang penanya dari Pemkab Aceh karena melihat tensi bicara dan pembelaan terhadap pemerintah kabupaten. Dan saya hanya bisa ternganga kagum, menyaksikan kekuatan komunikasi yang mencapai tingkat sedemikian tinggi hingga mampu memecahkan berbagai masalah pelik.
Berjumpa dengan 3 pemimpin daerah tersebut membuat saya terkenang sebuah lagu karya Scorpion: The Wind Of Change.Indonesia saat ini persis terwakili lagu tersebut karena sedang berada di pusaran Wind Of Change. Generasi-generasi pemimpin baru yang diwakili Ahok, Kang Emil dan Mas Ganjar adalah pusat mata anginnya. Sebagai generasi muda, untuk melihat Indonesia masa depan yang kita impikan, kita perlu bersabar, bekerja dan mendukung para pemimpin yang amanah menjalankan tugasnya. Karena kita dan mereka adalah arsitek peradaban Indonesia masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H