Mohon tunggu...
Dea Mutiara Amelia
Dea Mutiara Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISSULA

Saya suka kepantai karena disana sangat cocok untuk menenangkan pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik Mlatiharjan Demak

10 November 2024   19:20 Diperbarui: 10 November 2024   19:21 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dea Mutiara Amelia ( 34202200014 ) 

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP ), Universitas Islam Sultan Agung Semarang 

Mata Kuliah Etnomatematika 

Ibu Nila Ubaidah, S.Pd., M.Pd., Dosen Pendidikan Matematika, UNISSULA

Batik Mlatiharjan merupakan salah satu produk budaya yang berasal dari Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang terkenal dengan kualitas dan keindahan motifnya. Batik ini berasal dari Desa Mlatiharjo, Kecamatan Gajah, yang memiliki tradisi pembuatan batik turun temurun. Masyarakat setempat tidak hanya mengembangkan batik sebagai sebuah karya seni, tetapi juga sebagai sarana untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal. Keunikan Batik Mlatiharjan terletak pada motif-motifnya yang menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Demak dan alam sekitar, serta mengandung nilai filosofis yang mendalam.

Motif Batik Mlatiharjan sangat beragam, dan setiap motif mengandung cerita serta simbol tertentu yang menggambarkan nilai-nilai budaya dan kehidupan masyarakat Demak. Beberapa motif terkenal, seperti motif jambu merah, pohon jambu, dan jambu belimbing, melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Motif ini menggambarkan pentingnya hubungan manusia dengan alam, di mana keberadaan tanaman jambu yang tumbuh subur menjadi simbol kesejahteraan masyarakat setempat.

Selain itu, motif-motif yang menggambarkan Masjid Agung Demak juga menjadi salah satu ciri khas batik ini. Masjid Agung Demak merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat dihormati dalam sejarah Islam di Indonesia. Dalam batik ini, motif masjid sering kali dipadukan dengan bentuk geometris yang memiliki makna spiritual dan simbolis, menggambarkan hubungan antara manusia, Tuhan, dan alam semesta. Hal ini menandakan bahwa Batik Mlatiharjan tidak hanya memiliki nilai seni, tetapi juga nilai religius yang kuat.

Motif lain yang sering ditemukan dalam Batik Mlatiharjan adalah motif bunga jambuing dan piring champa. Bunga jambuing, yang merupakan bunga khas daerah Demak, melambangkan keindahan alam dan keharmonisan dalam kehidupan. Sementara itu, motif piring champa menggambarkan keberagaman budaya kuliner yang ada di Demak. Kedua motif ini juga mengandung nilai simbolis yang mendalam, yaitu pentingnya menjaga keharmonisan dan keberagaman dalam masyarakat.

Batik Mlatiharjan juga dikenal karena penggunaan bentuk-bentuk geometri yang kental, seperti lingkaran, persegi panjang, segitiga, dan belah ketupat. Pola-pola ini mencerminkan keteraturan dan keseimbangan, serta memperlihatkan bahwa batik ini tidak hanya berfungsi sebagai karya seni visual, tetapi juga memiliki elemen matematis yang dapat dianalisis. Bentuk-bentuk geometris ini sering kali digunakan dalam susunan pola batik untuk menciptakan keseimbangan visual dan simetri, yang juga mengandung makna filosofis tentang kehidupan yang penuh dengan keteraturan dan harmoni.

Pendekatan etnomatematika dalam mempelajari Batik Mlatiharjan memberikan wawasan tentang hubungan antara budaya dan konsep-konsep matematika. Melalui pola-pola geometris yang ada dalam batik, kita dapat mempelajari berbagai konsep dasar matematika, seperti simetri, perbandingan, dan proporsi. Sebagai contoh, motif batik yang berbentuk lingkaran atau segitiga dapat dianalisis untuk memahami simetri dan keseimbangan yang ada dalam desain batik. Ini membuka kesempatan bagi anak-anak untuk mempelajari matematika dengan cara yang lebih menarik dan kontekstual, sambil menghargai warisan budaya mereka.

Pentingnya mempelajari konsep-konsep matematika dalam Batik Mlatiharjan di sekolah dasar tidak hanya akan menambah pemahaman anak-anak tentang geometri, tetapi juga memperkenalkan mereka pada kekayaan budaya Indonesia. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan, misalnya dengan meminta siswa untuk menggambar pola batik sederhana menggunakan prinsip simetri atau mengenali berbagai bentuk geometri dalam motif batik. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar tentang matematika, tetapi juga mendapatkan pemahaman tentang pentingnya melestarikan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun