Memeriksa kesalahan eja, tata bahasa, dan struktur kalimat
Mengetahui kekuatan naskahÂ
Memeriksa naskah dalam bentuk hardcopy untuk meminimalisir kesalahan saat cetak dari cover sampai halaman terakhir
Meski memiliki job description yang berbeda, menurut kak Rudi tidak jarang dalam perusahaan menggabungkan tugas tersebut pada seorang editor untuk menghemat biaya.Â
Editor Tidak Melulu Mencari KesalahanÂ
Kalau kamu berpikir seorang editor selalu mencari kesalahan penulis, berarti kita sama hehe. Tapi, nyatanya berdasarkan cerita kak Rudi pada sharing session dengan Cak Kaji kemarin, nyatanya tidak begitu.Â
Ada pengalaman menarik kak Rudi yang membuka mata saya. Saat beliau sedang mengerjakan buku seputar informatika, sang penulis protes. Karena ia menganggap bukunya diterbitkan begitu saja tanpa diedit. Inilah salah kaprah yang sering terjadi. Nyatanya, editor tidak selalu mengedit naskah. Selama naskah sudah dianggap menarik, maka editor tidak perlu menambah atau mengoreksi naskah tersebut.Â
Pengalaman Berkesan Berkomunikasi dengan Penulis AsingÂ
Tidak hanya memeriksa buku lokal, seorang editor juga berkesempatan untuk turut menerjemahkan buku asing. Bisa kebayang dong bagaimana hectic dan serunya bisa berkomunikasi langsung dengan penulis asing?Â
Pengalaman inilah yang dirasakan kak Rudi saat mengerjakan buku terjemahan topik motivasi penulis Selandia Baru. Perbedaan makna bahasa asing membuat seorang editor harus menyelaraskan maksud penulis dengan bahasa terjemahan supaya tulisan enak dibaca. Apalagi kalau penulis bisa dikatakan terlalu berani. Hal ini tentunya membuat seorang editor harus banyak berkomukasi dengan penulis.Â
Editor Ttidak Melulu Harus Sesuai KBBI
Dan menurut kak Rudi, menjadi seorang editor tidak melulu harus menuruti KBBI. Perihal bahasa bisa menyesuaikan kondisi naskah dan target pembaca. Dalam beberapa proyek, editor sengaja mempertahankan ekspresi lokal atau yang sedang viral demi membangun pemahaman yang kuat di benak pembaca.Â
Terlebih editor inhouse biasanya harus mengikuti gaya selingkung (house style) di penerbit tempatnya bekerja. Â juga transliterasi Arab ke Indonesia, tak bisa selalu mengacu kepada KBBI.
Mengenalkan Profesi Editor Buku pada Gen Z
Di era digital yang serba visual ini, saya pribadi agak merasa adanya penurunan dalam bidang literasi. Termasuk profesi editor yang rasanya seperti kurang menarik di mata Gen Z. dan begitu pula yang dirasakan oleh kak Rudi.Â