Mohon tunggu...
dea merina
dea merina Mohon Tunggu... Freelancer - seorang pembelajar

seorang wanita yang tertarik fotografi, menulis, dan travelling. mengabadikan moment lewat foto, menjaga kewarasan lewat tulisan, dan memaknai hidup dengan jalan-jalan. bisa kunjungi di blog www.deamerina.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Ali & Ratu Ratu Queens" (2021)

24 Juni 2021   08:04 Diperbarui: 24 Juni 2021   08:26 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Title                 : Ali & Ratu-Ratu Queens
Duration          : 1h 40m
Actor               : Iqbaal Ramadhan, Aurora Ribero, Nirina Zubir, Happy Salma, Asri Pramawati, Tika Panggabean, Marissa Anita
Director           : Lucky Kuswandi
Year                : 2021
Genre             : Drama/Komedi

Spoiler Alert!

Mia (Marissa Anita) seorang ibu rumah tangga yang bercita-cita menjadi penyanyi. Ia bertekad dengan pergi ke New York ia akan mampu menggapai mimpinya tersebut. Ia bahkan rela meninggalkan Ali (Iqbaal Ramadhan) yang saat itu berusia 7 tahun dengan ayahnya (Ibnu Jamil) di Indonesia. 

Enam bulan berlalu sesuai dengan janji Mia, ia akan kembali jika tak berhasil di New York. Tetapi, Mia yang merasa nggak mampu pulang tanpa menjadi apa-apa pun meminta suaminya untuk mengerti dan memberikannya waktu lagi. 

Sayangnya, hingga bertahun-tahun sampai ayah Ali meninggal, Mia tak kunjung pulang. Ali yang telah beranjak dewasa pun berencana untuk menyusul ibunya ke New York. tapi, keluarga besar ayahnya yang selama ini merawat Ali nggak menyetujui hal tersebut karena menganggap kalau ibunya sudah nggak memedulikan Ali lagi.

Sebuah surat yang ditemukannya di meja membuat Ali tertegun. Surat dari ibunya beberapa tahun lalu beserta kiriman tiket untuk ayah dan Ali ke New York. Ayah nggak pernah memberi tahu hal ini kepadanya. Ali pun kembali bertekad untuk pergi ke New York menemui ibunya. Ia tahu ibunya masih peduli dengannya. Ali segera mengontrakkan rumahnya dan menggunakan uang tersebut untuk berangkat ke New York.  

Sesampainya di New York, Ali mendatangi alamat yang tertulis pada surat tersebut. Meski surat itu sudah beberapa tahun lamanya, Ali berharap ibunya masih tinggal di sana. Begitu sampai di alamat tertera, Ali kecewa karena nggak menemukan ibunya. Pemilik ruangan itu kini telah berganti 4 wanita dewasa yang berasal dari Indonesia. Salah satu di antaranya, Party (Nirina Zubir), pernah mengenal Mia (ibu Ali).

Ali yang nggak memiliki tujuan dan tempat tinggal pun akhirnya tinggal bersama mereka dengan membayar biaya sewa tentunya. Keempat wanita tersebut juga menawarkan bantuan untuk mencari ibu Ali. Mereka tengah mengumpulkan uang untuk menyewa bangunan yang akan dijadikan restoran. Mereka juga butuh uang. 

DI New York, keempat wanita tersebut bekerja ala kadarnya. Masing-masing mengajarkan Ali keterampilan mereka supaya Ali dapat bekerja. Karena nggak mungkin hanya mengandalkan uang sisa rumahnya yang telah dikontrakkannya itu. Semuanya serba mahal di New York. 

Meski perbedaan usia Ali dengan keempat wanita dewasa itu cukup jauh, Ali nyaman tinggal dengan mereka. Apalagi kehadiran Eva (Aurora RIbero) anak tante Ance (Tika Pangabean) yang berhasil memikat hati Ali. Setidaknya kehadiran Eva membuat Ali sedikit tenang di tengah kemelut hatinya perihal ibunya. 

Suatu hari, salah satu dari mereka menemukan alamat baru Mia. Ali pun membuatkan rendang kesukaan ibunya. Seperti seorang anak yang sudah lama nggak bertemu ibunya, Ali cukup gugup berjalan ke rumah baru ibunya. 

Setibanya di depan rumah ibunya, Ali terkejut dengan sikap ibunya yang begitu dingin. Ibunya bahkan nggak mempersilahkannya masuk. Ibunya mengatakan tak mengenalnya dan menutup pintu begitu saja. Ali pulang dengan kecewa dan sedih bukan main.

Lalu, apakah Ali harus pulang begitu saja ke Indonesia membawa kecewa? 

Review 

dok. Netflix
dok. Netflix
Entah udah berapa lama saya nggak ngeliat Iqbaal Ramadhan di layar kaca. Kayaknya sih terakhir pas lihat Dilan deh hehe. Seneng banget bisa lihat wajah 'Dilan' di New York kali ini haha  

Pertama kali lihat posternya, sebenernya nggak begitu tertarik sih. Tapi, sewaktu sekilas lihat trailer nya yang ternyata mengusung isu keluarga, seketika saya jadi kepo  

Film ini menceritakan kehidupan Ali yang menurut saya cukup berat. Gimana nggak? Dari kecil udah ditinggal ibunya ke New York demi mengejar cita-cita. Hal-hal seperti ini yang seringkali bikin saya berpikir keras tanggung jawab sebagai istri sekaligus ibu. Otak saya yang rada-rada pun bolak-balik mempertanyakan banyak hal

Emang boleh ya kalau udah berkeluarga, pergi ke luar negeri untuk mengejar cita-cita? Iya kalau waktunya singkat, kalau lama kayak gitu gimana? Belum lagi omongan keluarga, tetangga, temen, dll. Suami gimana? Psikologis anak gimana? 

Walaupun semua itu balik lagi ke pasangan tersebut. Selama mereka sama-sama saling dukung, saya rasa nggak masalah (semoga). Balik lagi, nggak ada nilai benar dan salah yang absolut. Kebenaran bakalan jadi relatif tergantung individunya. Eeeehhh, kenapa jadi begini omongannya ya  

Back to Ali!

Penggambaran keluarga besar ayah Ali di film ini sangat amat relate banget dengan kondisi keluarga Indonesia, yang menurut saya toxic (meski nggak semua). Memang sih tujuannya menjaga perasaannya Ali. mereka juga berjasa dalam membesarkan Ali selama Ali ditinggal ibunya yang lalu ditinggal ayahnya meninggal juga. 

Tapi, Ali yang usianya udah gede gitu, dia berhak menentukan pilihannya. Termasuk pilihan menemui ibunya terlepas ibunya bakal terima dia atau nggak. At least, Ali menemukan jawaban yang selama ini dicarinya. Nggak cuma diam dan bertanya-tanya  

Hhhh, seringkali emang kita merasa benar akan sesuatu padahal kita nggak tahu pasti apa yang kita kerjain. Meski dengan embel-embel demi kebaikan si A misalnya. Saya seneng banget dengan pilihan Ali yang nekat terbang ke New York hehe. Karena kalau saya ada di posisi dia, ya teman-teman tahulah apa yang bakal saya lakuin

Meski pada akhirnya di sana, ia nggak diterima dengan baik oleh ibunya. Tapi, pada akhirnya Ali ketemu dengan banyak orang yang peduli dengannya. Sampai Ali memutuskan kuliah di New York dan menjalani hidup barunya di sana dengan 4 tante dan Eva tentunya hihi  

Kali ini peran Iqbaal bener-bener keliatan kayak anak ABG yang polooossss bangeeet. Saya suka, saya suka (pake logat Memey di Upin&Ipin). Mungkin karena cocok dengan usia Iqbaal juga kali ya  

Latar New York City juga bikin film ini jadi lebih hidup meski ceritanya sedih. Film ini wajib banget ditonton. Ceritanya ringan dan hangat. Ah ya, saya juga tertarik nonton film ini karena adanya sosok Marissa Anita. 

Overall, film ini oke banget buat ditonton sendiri atau pun bareng sama keluarga. Siapa tahu ada yang mau sambil ngode-ngode ke orangtua atau saudara gitu yakan? hihi

tayang di deamerina.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun