Mohon tunggu...
dea merina
dea merina Mohon Tunggu... Freelancer - seorang pembelajar

seorang wanita yang tertarik fotografi, menulis, dan travelling. mengabadikan moment lewat foto, menjaga kewarasan lewat tulisan, dan memaknai hidup dengan jalan-jalan. bisa kunjungi di blog www.deamerina.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bersepeda Keliling Surabaya yang Berujung Nyobain Nasi Bete

14 Desember 2020   16:28 Diperbarui: 14 Desember 2020   16:31 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan Panggung, Surabaya (dokpri)

Semenjak pandemi, saya punya kebiasaan baru yang saya lakukan. Bersepeda. Kalau di bilang latah dengan tren belakangan, saya mengakuinya haha. Sebenernya saya sudah berniat untuk rajin bersepeda tahun 2019 lalu, tapi yaa namanya juga manusia. Kalau nggak penuh dengan wacana itu nggak afdal Mungkin karena ngerasa sendirian jadi kurang semangat. Bulan Mei lalu, ngeliat orang-orang bersepeda saya pun tergiur untuk ikutan mengayuh. 

Sebelum pandemi, di Jalan Darmo setiap hari Minggu pasti ditutup khusus untuk Car Free Day. jalanan ini bakalan penuh sama orang dengan berbagai kegiatan. 

Ada yang main bulu tangkis, sepak bola, lompat tali (skipping), bersepeda, atau bahkan makan Nah biasanya kelar olahraga saya pun pasti menyempatkan diri untuk beli makanan ringan. Alias nyobain beragam makanan aneh haha. 

Tapi, itu sebelum pandemi. Semenjak pandemi, jalanan ini jadi nggak pernah dipakai untuk CFD alias ya dibuka aja seperti biasa. Sebagai gantinya, setiap hari Minggu kanan kiri jalanan pasti bakal padat dengan pesepeda. 

Jadi, jalur sepedanya macet, ngantri saking padatnya haha. Jalanan ini memang enak banget buat dilewati karena banyaknya pohon yang rindang dan trotoarnya yang besar. Nggak jarang orang-orang pada berhenti dan istirahat sejenak di trotoar. 

Kemarin saya dan teman saya juga bersepeda lewat jalur ini. Kami memutuskan untuk ke Jalan Panggung. Kami janjian bertemu di Rumah Sakit Islam. Tapi, saya bablas ke Kebun Binatang Surabaya, miskom . Kami berangkat sekitar jam 07.30. 

Kami bersepedanya mah santai aja. Nggak gopoh. Nggak ada yang dikejar juga. Dengan bersepeda saya bisa lebih santai menikmati kanan kiri jalanan. Biasanya saya jadi tahu beberapa toko yang nggak saya sadari keberadaannya sebelumnya. Padahal saya cari-cari selama ini haha. 

deamerina.com
deamerina.com
Selain Jalan Darmo yang rindang, saya juga suka view Jalan Basuki Rahmat yang ada beberapa gedung bertingkatnya. Jalanan ini khas Surabaya banget. Karena sudah masuk Surabaya Pusat. 

Sayangnya kemarin lagi mendung. Kalau lagi cerah bagus banget kombinasi langit biru + gedung bertingkat yang nggak banyak. Di jalanan ini kami juga lewat mall yang jadi ikon Surabaya, Tunjungan Plaza 1-6 Lalu lanjut lewat Tugu Pahlawan hingga sampai ke Jalan Panggung. 

Jalan Panggung, Surabaya (dokpri)
Jalan Panggung, Surabaya (dokpri)

Sesampainya di Jalan Panggung yang kami lakukan adalah apalagi kalau bukan foto-foto  Jalanan ini terbilang unik karena kanan kiri adalah pertokohan yang dindingnya di cat warna-warni. Kalau kalian tahu Kampung Warna di Malang, yap sejenis itu. Bedanya ini di dataran rendah bukan di perbukitan. 

Setelah puas foto-foto kami lanjut lagi jalan tanpa tujuan yang berujung sampai di Kawasan Ampel. Nah, karena sudah sampai di tempat ini, nggak afdal rasanya kalau nggak nyobain Nasi Bete Bu Karmini  Saya pribadi belum pernah nyobain makanya begitu diajakin temen saya, tanpa pikir panjang saya pun "Oke cus!"

Setelah drama banyak gang ditutup karena lagi Pilkada, akhirnya kami pun sampaaaiiiii. Alhamdulillah. Saya duduk manis dan temen saya antri. Melihat antriannya yang nggak begitu ramai, saya pun berpikir paling hanya menunggu 10-15 menit. Ternyata saya salah dong. Kami menunggu sampai 45 menit. Makin siang pun tempat ini makin ramai. 

Nasi Bete Rp10.000 (dokpri)
Nasi Bete Rp10.000 (dokpri)

Di dalam satu porsi Nasi Bete terdiri dari cumi, ikan tongkol, dan peyek. Ikan tongkolnya ini yang jadi ciri khas dan pedeees bangeeetttt. Saya yang nggak begitu doyan pedes pun udah request kalau bumbu tongkolnya dikiiit aja.

 Buat saya makan itu untuk dinikmati, bukan untuk menyiksa perut Oh ya, kalau kamu nggak suka cumi bisa pilih lauk yang lain, seperti kepiting, lele, sate cecek, bandeng, ayam, telur, dan banyak lainnya. 

Bukan cuma makan di tempat, ternyata warung ini juga tersedia di GoFood dan yang order udah dari mana-mana (saya sempat dengar obrolan para driver GoFood hehe).

Setelah perut kenyang hati senang, kami pun mengayuh pulaang. Over all, libur singkat di tengah minggu kemarin cukup menyenangkan karena saya bisa mengunjungi tempat baru dan mencoba kuliner yang belum pernah saya coba selama 25 tahun tinggal di Surabaya haha. 

Kalau temen-temen ada yang punya kebiasaan baru juga nggak di masa pandemi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun