Mohon tunggu...
Dea Amanda
Dea Amanda Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Anyeong!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencari Harapan di Tengah Kesulitan: Perjuangan Melawan kesulitan ekonomi dan sakit Stroke

13 April 2024   17:00 Diperbarui: 15 April 2024   15:37 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar milik pribadi

Di pinggiran Sungai Kapuas, terdapat sebuah rumah kecil dengan dinding tembok yang bercampur kayu. Inilah tempat tinggal Ibu Kamaria, seorang ibu berusia 52 tahun. Rumah berukuran 6x10 meter ini menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya bersama suami dan dua anaknya;laki-laki & perempuan. 

Terletak di Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, rumah itu menjadi benteng bagi keluarga Ibu Kamaria dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Dalam rumah sederhana itu, terdapat tiga ruangan; satu kamar, satu ruang tamu, dan satu dapur, untuk mandi mereka bersumber dari air Sungai karena rumah mereka dibangun diatas Sungai Kapuas, sedangkan untuk kebutuhan minum dan masak mereka menggunakan air galon. WC mereka sederhana tanpa septi tank, meskipun sederhana, rumah itu menjadi tempat yang nyaman bagi keluarga Ibu Kamaria.

sumber gambar milik pribadi
sumber gambar milik pribadi

Namun, kehidupan mereka tidak selalu mudah, sejak dua tahun lalu, Ibu Kamaria tidak dapat bekerja karena terkena penyakit stroke, keadaan Ibu Kamaria kini memprihatinkan dia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan kesulitan berkomunikasi. Saat kami mewawancarai, satu-satunya narasumber yang tersedia adalah anak perempuannya yang sedang menunggu dagangannya, ia menjual minuman sashet, ciki-ciki dan pentol. Ibu Kamaria dahulu menerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) saat anak laki-lakinya masih sekolah. Setelah anaknya tamat sekolah pada tahun 2018, bantuan PKH diganti dengan bantuan sembako berupa kebutuhan pokok seperti beras 10 kg dengan waktu penerimaannya tidak menentu, terkadang beras diterima 2 bulan sekali, dan juga sekarang menurut narasumber keluarga Ibu Kamaria rutin mendapatkan uang sebanyak 400.000 rupiah/bulan, namun bantuan ini bukan lagi bantuan PKH, kata Pak RT bantuan ini disebut 'Bansos" dan penyalurannya masih melewati kartu PKH. 

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, anak perempuannya menjalankan usaha kecil-kecilan di rumah dengan pendapatan yang tidak menentu, berkisar antara 500.000 hingga 1.000.000 rupiah/bulan. Sedangkan suami dan anak laki-lakinya bekerja serabutan dengan penghasilan yang juga tidak stabil, saat ditanyai penghasilan bapak dan adiknya berapa, narasumber enggan menjawab karena tidak terlalu tau mengenai informasi terebut.

sumber gambar milik pribadi
sumber gambar milik pribadi

Untungnya, keluarga Kamaria telah menerima bantuan sosial (bansos) berupa BPJS, menurut narasumber adanya BPJS ini sangat membantu keluarganya dalam menjalani hidup, terlebih saat ibunya terkena penyakit stroke mereka bisa berobat ke Puskesmas. Itulah potret kehidupan sederhana namun penuh perjuangan dari keluarga Ibu Kamaria di pinggiran Sungai Kapuas.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun