Kelompok 5 ETIK 05 || Universitas Airlangga
1. Dealova Kamillah Putri (413241156)Â
2. Via Aulindra Putri (151241039)Â
3. Rossa Nur Fadilla (413241152)Â
4. Dinda Aisyah (121241037)Â
5. Mahesa Ayrton Shena (005241105)Â
6. Rizka Rahmaida Arifah (191241005)Â
7. Victoria Hermione Isir (111241309)Â
8. Alma Nabila Hamayaputri (121241296)Â
9. Dimas Putra Wardana (432241118)
Kasus malpraktik medis kembali menjadi sorotan, terutama setelah munculnya kasus Dr. Taufik Wahyudi Mahady yang dijatuhi hukuman pidana akibat kelalaian medis. Kasus ini menggambarkan bagaimana lemahnya pengawasan dan kurangnya penerapan standar profesional dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap dunia kedokteran.
Berikut adalah ulasan mengenai kasus ini, dampaknya, dan pelajaran yang dapat diambil oleh komunitas medis :
1.Kronologi Kasus
Pada tahun 2010, Dr. Taufik Wahyudi Mahady, seorang dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda, melakukan operasi caesar pada seorang pasien bernama Rita Yanti. Namun, kelalaian terjadi saat penutupan luka operasi. Dr. Taufik gagal memastikan bahwa tidak ada benda asing yang tertinggal di dalam tubuh pasien, yang dalam kasus ini adalah kain kasa. Kain tersebut ditemukan beberapa waktu kemudian dalam kondisi mengeluarkan bau tidak sedap, menyebabkan infeksi serius, dan memperlambat proses pemulihan pasien.
Kasus ini tidak hanya berdampak pada pasien, tetapi juga mencoreng nama baik rumah sakit tempat Dr. Taufik bekerja. Pada akhirnya, Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman enam bulan penjara kepada Dr. Taufik berdasarkan Pasal 360 dan Pasal 361 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang mengatur tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat.
2.Dampak Bagi Pasien & Dunia Medis
Kasus ini memberikan gambaran jelas tentang bagaimana kelalaian medis dapat berdampak serius, baik secara fisik maupun psikologis terhadap pasien. Dampak sosial dari kasus ini juga tidak dapat diabaikan. Kepercayaan masyarakat terhadap profesionalitas tenaga medis dan rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan menurun drastis.
Dunia kedokteran juga harus menghadapi krisis kepercayaan. Pasien menjadi lebih skeptis terhadap layanan medis, yang pada akhirnya mendorong meningkatnya ketergantungan pada pengobatan alternatif. Selain itu, kasus-kasus seperti ini dapat menurunkan minat generasi muda untuk berkarir di bidang medis, karena takut akan tekanan profesional dan konsekuensi hukum.
3.Refleksi Pembelajaran & Kesimpulan
Dari kasus ini, terdapat beberapa pelajaran penting yang harus diambil oleh dunia kedokteran;
a.Pentingnya Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)
Setiap prosedur medis harus mengikuti SOP yang ketat.
b.Pengawasan Berlapis
Sistem pengawasan yang lebih ketat diperlukan di setiap tahap proses medis. Pemeriksaan berlapis oleh tim medis sebelum, selama, dan setelah operasi dapat mencegah insiden serupa terjadi.
c.Regulasi dan Akuntabilitas yang Lebih Kuat
Pemerintah perlu memperkuat regulasi yang mengatur praktik kedokteran, termasuk penerapan sanksi tegas bagi pelanggaran. Selain itu, organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) harus aktif dalam memastikan bahwa anggotanya mematuhi kode etik kedokteran.
d.Edukasi Pasien
Pasien juga harus diedukasi tentang hak-hak mereka dan standar pelayanan medis. Hal ini akan mendorong komunikasi yang lebih baik antara pasien dan dokter, serta meningkatkan transparansi dalam pelayanan medis.
Profesionalitas dan integritas adalah dua pilar yang sangat penting dalam dunia kedokteran. Kasus kelalaian dalam operasi caesar yang dilakukan oleh Dr. Taufik Wahyudi Mahady menggarisbawahi hubungan erat antara lemahnya professional integrity dan terjadinya malpraktik. Untuk mencegah kasus serupa, diperlukan penerapan protokol medis yang lebih ketat dan pengawasan yang terorganisasi dengan baik. Dengan memperkuat etika profesional dan sistem pengawasan, risiko terjadinya kelalaian medis dapat diminimalkan, sehingga kepercayaan publik terhadap dunia medis dapat kembali ditingkatkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI