Mohon tunggu...
Dea Khaza Kharima
Dea Khaza Kharima Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi yang sedang mencari kesibukan lebih😳

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Etika dan Literasi dalam Penggunaan AI bagi Kalangan Akademisi

8 November 2024   21:40 Diperbarui: 8 November 2024   22:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi internet kini semakin cepat, dan budaya digital jadi bagian yang enggak bisa kita abaikan. Budaya digital ini mencakup nilai, sikap, pengetahuan, serta literasi yang tumbuh sejalan dengan kemajuan teknologi, terutama internet.

 Salah satu perkembangan yang lagi nge-trend di kalangan akademisi adalah Kecerdasan Buatan atau lebih dikenal dengan AI (Artificial Intelligence). Banyak dosen dan mahasiswa yang mulai memakai AI untuk berbagai kebutuhan akademis. Tapi, seperti halnya teknologi lain, AI ini punya sisi positif dan negatifnya sendiri.

Di artikel ini, kita bakal bahas bagaimana AI dimanfaatkan di dunia akademik, bentuk literasi digital yang seharusnya kita miliki, serta efek positif dan negatif dari AI yang mungkin kita alami. Harapannya, akademisi bisa memanfaatkan teknologi ini dengan bijak, tanpa melanggar etika.

Manfaat AI di Dunia Akademik

AI membawa berbagai manfaat penting di dunia akademik, seperti meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam analisis data besar, yang membantu peneliti menemukan pola atau tren yang mungkin terlewat secara manual, serta mengotomatisasi tugas rutin, seperti penjadwalan dan pengelolaan dokumen, yang memungkinkan dosen dan mahasiswa untuk lebih fokus pada penelitian dan pembelajaran. 

Selain itu, AI memfasilitasi kolaborasi internasional melalui alat terjemahan dan komunikasi lintas bahasa, memungkinkan akademisi dari berbagai negara untuk bekerja sama tanpa batasan bahasa. 

Dalam pembelajaran, AI menyediakan personalisasi materi sesuai kebutuhan individu mahasiswa, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif dan sesuai kemampuan masing-masing. Di bidang riset, AI meningkatkan akurasi hasil dengan meminimalkan kesalahan manusia, terutama dalam perhitungan atau pemodelan data kompleks, yang meningkatkan produktivitas akademisi secara keseluruhan. 

Dengan pemanfaatan ini, AI menjadi alat yang sangat penting dalam mendukung kegiatan akademis, mempercepat proses penelitian, mengoptimalkan pembelajaran, serta membantu administrasi, menjadikan aktivitas akademik lebih efisien, produktif, dan terintegrasi dengan teknologi modern yang terus berkembang.

united.ai
united.ai

Efek Positif dan Negatif AI Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Sebagai mahasiswi yang sering menggunakan AI khususnya ChatGPT dalam tugas-tugas kampus, ada beberapa efek yang aku rasakan baik dari sisi positif maupun negatifnya. Sisi positifnya, AI tuh benar-benar membantu banget, apalagi kalau lagi diburu waktu. 

Misalnya, kalau ada tugas yang butuh analisis data atau cari referensi, AI bisa mempercepat semuanya, bahkan sering kali hasilnya lebih akurat daripada kita mengerjakannya manual. Buat tugas sehari-hari, AI juga bisa ngebantu hal-hal kecil kayak ngejadwalin meeting atau ngerapihin dokumen, jadi saya bisa lebih fokus ke hal-hal yang lain. 

Dengan adanya efek positif, tentu ada efek negatif saat saya menggunakan bantuan AI, yaitu saya merasa mengalami ketergantungan pada ChatGPT/AI, ada saat-saat dimana saya merasa jadi terlalu tergantung sama ChatGPT, dengan hasil jawaban yang sangat cepat saya jadi sering tergoda buat langsung pakai hasilnya tanpa mikir panjang atau analisis lebih lanjut.

 Ketergantungan ini kadang bikin saya merasa kurang melatih kemampuan berpikir kritis, dan juga AI memang canggih sih tapi tetap ada risiko kesalahan atau bias, terutama kalau datanya enggak lengkap atau nggak akurat. Saya pernah mengalami, saat ChatGPT ngasih saran yang ternyata kurang tepat karena basis datanya enggak relevan. Jadi, kita tetap harus kritis dan nggak menelan mentah-mentah hasil dari ChatGPT.

Bentuk Literasi Digital yang Dibutuhkan Akademisi

Literasi digital dalam penggunaan AI mencakup pemahaman dasar tentang teknologi AI, kesadaran akan privasi dan keamanan data, serta etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya; selain itu, literasi ini melibatkan kemampuan evaluasi kritis terhadap alat AI, keterampilan kolaborasi digital, komunikasi yang etis, dan kesadaran akan potensi bias dalam algoritma, sehingga pengguna dapat memaksimalkan manfaat AI dengan bijak dan bertanggung jawab, serta memastikan hasil yang akurat dan adil dalam riset atau pembelajaran, tanpa melanggar hak-hak privasi individu atau menimbulkan dampak negatif lainnya.

Menjaga Etika dalam Penggunaan AI

Menjaga etika dalam menggunakan AI berarti memastikan bahwa penggunaannya dilakukan dengan penuh kesadaran akan privasi, transparansi, dan tanggung jawab. Kita harus berhati-hati untuk tidak bergantung berlebihan pada AI sehingga tetap melatih kemampuan berpikir kritis, serta menjaga privasi dengan tidak membagikan data sensitif yang bisa disalahgunakan. 

Dalam dunia akademik, ini juga berarti selalu menyatakan secara jujur saat menggunakan AI dalam penelitian atau tugas, dan tidak memanfaatkannya untuk kegiatan yang dapat merugikan, seperti plagiarisme atau manipulasi hasil. 

Etika juga mencakup pemahaman bahwa AI bisa memiliki bias yang perlu dipertimbangkan, jadi kita perlu menilai hasil dari AI dengan skeptis dan kritis. Dengan menjaga semua aspek ini, kita bisa memastikan AI membantu kegiatan akademik tanpa mengurangi integritas, menghormati hak-hak privasi, dan menjaga kualitas hasil penelitian atau pembelajaran yang bebas dari bias atau hasil yang merugikan orang lain. 

https://www.refoindonesia.com
https://www.refoindonesia.com

Kesimpulan

Budaya digital, khususnya penggunaan AI, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dunia akademik. Namun, agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal, kita perlu memiliki literasi digital yang baik dan kesadaran akan etika penggunaannya. Dengan pemahaman yang baik, kita bisa menggunakan AI sebagai alat yang membantu, tanpa melupakan nilai dan etika yang harus dijaga di dunia akademik.

Referensi:

https://binus.ac.id/kemanggisan/2024/04/06/literasi-digital-di-era-perkembangan-ai-apa-urgensinya/

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/course/view.php?id=3719

https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/dr-wing-wahyu-winarno-literasi-digital-di-indonesia-harus-ditingkatkan

https://kumparan.com/literasidigital-indonesia/kecerdasan-artifisial-ai-dan-peran-perguruan-tinggi-indonesia-23mcqJY3aFh

https://www.detik.com/edu/perguruan-tinggi/d-7584956/etika-pakai-ai-buat-mahasiswa-dan-dosen-untuk-jaga-kejujuran-di-kampus

https://www.dml.or.id/panduan-penggunaan-artificial-intelligence-ai/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun