Mohon tunggu...
Dea irene Mardiana
Dea irene Mardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Komunikasi dan Penyiaran Islam - Universitas Muhammadiyah Jakarta - Penerima Beasiswa Program 1000 Da'i BAMUIS BNI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Covid-19 sebagai Pemicu Perubahan dalam Sosiologi Komunikasi

3 Juli 2023   22:20 Diperbarui: 3 Juli 2023   23:27 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 telah mengubah secara signifikan cara kita berkomunikasi dan memengaruhi berbagai aspek interaksi manusia serta proses komunikasi yang terjadi di dalamnya. Perubahan ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari interaksi tatap muka yang berkurang, perubahan konvensi komunikasi, peningkatan komunikasi digital, hingga tantangan dalam komunikasi non-verbal. Mari kita jelajahi poin-poin tersebut secara lebih mendalam. Salah satu perubahan paling nyata yang disebabkan oleh COVID-19 adalah berkurangnya interaksi tatap muka secara langsung. 

Langkah-langkah jarak sosial dan penggunaan masker saat berinteraksi dengan orang lain telah mengubah cara kita berkomunikasi secara fisik. Interaksi tatap muka yang seringkali dianggap sebagai komunikasi yang lebih efektif dan lebih kaya akan informasi non-verbal, seperti bahasa tubuh dan ekspresi wajah, mengalami penurunan signifikan. Hal ini dapat memengaruhi pemahaman, emosi, dan koneksi interpersonal antara individu (Rohan, 2020).

Pandemi COVID-19 juga mengganggu konvensi sosial normal dan memengaruhi apa yang kita katakan dan bagaimana kita mengatakannya. Lingkungan di sekitar kita, termasuk situasi pandemi itu sendiri, memberikan dampak yang signifikan terhadap pola komunikasi kita. Misalnya, kekhawatiran akan penyebaran virus telah mendorong perubahan dalam topik pembicaraan yang lebih terfokus pada kesehatan dan keselamatan, serta meningkatnya kebutuhan akan informasi yang akurat dan terkini tentang COVID-19. 

Pandemi ini juga menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan komunikasi digital. Dengan penerapan lockdown dan kerja jarak jauh, interaksi melalui media digital, seperti video conference, pesan teks, dan media sosial, menjadi lebih dominan. Penelitian telah menunjukkan peningkatan jumlah rapat per orang dan jumlah peserta per rapat, tetapi dengan durasi rapat yang cenderung lebih singkat. Selain itu, banyak orang menghadapi tantangan baru dalam beradaptasi dengan teknologi digital dan mempelajari cara efektif untuk berkomunikasi secara virtual.

Penggunaan masker  dan obrolan video juga memperumit komunikasi non-verbal. Ekspresi wajah dan bahasa tubuh merupakan komponen penting dalam komunikasi non-verbal yang membantu menyampaikan emosi, niat, dan makna tambahan. Namun, penggunaan masker wajah menghalangi pengenalan ekspresi wajah, sementara obrolan video mungkin tidak dapat sepenuhnya menggantikan komunikasi non-verbal secara lengkap. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan menafsirkan makna yang lebih dalam dari komunikasi non-verbal. 

Pandemi juga telah menyoroti kesenjangan dalam akses komunikasi dan informasi. Terutama terkait dengan peluncuran vaksin, kesenjangan ini mempengaruhi penyebaran informasi penting dan menciptakan tantangan dalam menjangkau populasi tertentu. Ketidaksetaraan akses ke teknologi dan internet dapat menghambat individu dalam mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan dan mengambil keputusan yang tepat.

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang signifikan di berbagai aspek kehidupan. Salah satu perubahan yang paling terlihat adalah dalam pola interaksi sosial. Untuk membatasi penyebaran virus, langkah-langkah jarak sosial diterapkan, mengakibatkan berkurangnya interaksi tatap muka langsung. 

Kita menghindari kontak fisik, saling memandang, dan berbicara dengan cara yang biasanya kita lakukan sebelumnya. Selain itu, pandemi ini juga telah mengubah kebiasaan komunikasi kita secara keseluruhan. Pembatasan sosial dan kebutuhan untuk menjaga jarak fisik telah mendorong kita untuk mengandalkan komunikasi digital (Fakhruroji, Tresnawaty, Sumadiria, & Risdayah, 2020).

Pertemuan tatap muka digantikan dengan panggilan video konferensi, pesan teks, dan penggunaan media sosial untuk berkomunikasi dengan orang lain. Struktur kerja dan pendidikan ...

Nama : Dea Irene Mardiana 

NPM   : 20210510300026

Prodi/ Angkatan : Komunikasi Dan Penyiaran Islam/2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun