Mohon tunggu...
Deah Khairun Nisa
Deah Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa yang Menjadi Penyebab Adanya Stigma di Masyarakat terhadap Penderita Penyakit Mental?

31 Mei 2024   11:56 Diperbarui: 31 Mei 2024   12:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Penyakit mental atau gangguan kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu tidak dapat merasakan kedamaian dan kesejahteraan secara kejiwaan dan emosi yang mengakibatkan hal tersebut dapat mengganggu kegiatan sehari-harinya serta membuat individu cenderung kesulitan untuk menyelesaikan dan menangani masalah yang ada.

            Kesehatan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu, kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kesehatan fisik dan kesehatan mental memiliki peran yang sama pentingnya dan kedua kesehatan ini saling mempengaruhi satu sama lain, jika seseorang menderita penyakit fisik yang parah, maka dapat meningkatkan dan memicu timbulnya penyakit mental dan begitu pula sebaliknya, jika seseorang menderita penyakit mental yang parah, maka dapat memicu munculnya penyakit fisik. Jadi, keseimbangan antara kesehatan fisik dan kesehatan mental adalah hal yang harus dijaga oleh kita.

            Isu mengenai penyakit mental di Indonesia sendiri masih dianggap sebagai suatu hal yang tabu. Pembahasan mengenai penyakit mental di masyarakat dianggap adalah suatu hal yang tidak baik dan para penderita penyakit mental ini sering kali mendapatkan stigma atau pelabelan dari masyarakat. Stigma sendiri merupakan pemberian label yang bermakna negatif pada individu maupun kelompok. Stigma yang diberikan masyarakat terhadap penderita penyakit mental ini memiliki dampak yang besar terhadap kondisi penderita penyakit mental. Hal tersebut akan menyebabkan terhambatnya proses penyembuhan penderita penyakit mental, karena adanya tekanan sosial yang diberikan masyarakat dengan mengisolasi dan mendiskriminasi mereka dari masyarakat. Dampak dari stigma tersebut tidak hanya dirasakan oleh penderita penyakit mental, tapi keluarga penderita mental pun ikut merasakan dampak dari label sosial tersebut dan ikut dikucilkan pula dari masyarakat.

            Stigma di masyarakat terhadap penderita penyakit mental ini terus menyebar hingga berakar dalam masyarakat. Stigma ini terus diwariskan dan tidak diketahui bagaimana awal terbentuknya dan lahirnya stigma ini di masyarakat hingga saat ini. Stigma yang terus menyebar pada masyarakat tentunya bukanlah suatu hal yang baik, hal ini perlu dihilangkan, karena stigma adalah label negatif yang tidak pantas ditujukan untuk individu atau kelompok tanpa alasan yang jelas. Isu mengenai penyakit mental dianggap sebagai tabu menjadi alasan untuk memberikan label negatif kepada penderita penyakit mental adalah suatu kesalahan. Penyakit mental seharusnya tidak menjadi hal yang tabu untuk diketahui dan dibicarakan di masyarakat. Penyakit mental sama pentingnya dengan penyakit fisik yang mana kedua jenis penyakit tersebut sama-sama harus disembuhkan dan bukanlah hal sepele.

            Penyebab adanya stigma di masyarakat terhadap penderita penyakit mental jika dilihat dari bagaimana pandangan masyarakat, maka diketahui bahwa kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan penyakit mental serta adanya kesalahpahaman masyarakat dalam memahami apa itu kesehatan dan penyakit mental menjadi sebab masyarakat memiliki pandangan buruk terhadap penderita penyakit mental hingga mereka memberikan label negatif kepada penderita penyakit mental. Hal ini didukung dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Faruk & Rosenbaum, 2023) yang mana hasil dan pembahasan dari penelitiannya mengatakan bahwa akibat dari kurang atau minimnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan penyakit mental adalah dapat menyebabkan munculnya stigma terhadap penderita penyakit mental. Kurangnya pengetahuan akan kesehatan dan penyakit mental tidak hanya dapat menjadi faktor munculnya stigma, namun dapat mengakibatkan individu tidak sadar bahwa dirinya sedang menderita penyakit mental yang mana dalam proses penyembuhannya diperlukan bantuan pihak yang profesional. Selain kurangnya pengetahuan akan kesehatan dan penyakit mental, adanya kesalahpahaman terhadap kesehatan dan penyakit mental juga dapat menjadi faktor adanya stigma terhadap penderita penyakit mental. Hal ini didukung oleh penelitian (Muiswanah et al., 2023) yang mengatakan bahwa kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang salah pada masyarakat terkait isu kesehatan dan penyakit mental ini menyebabkan mereka bertindak secara salah terhadap penderita penyakit mental dan mengakibatkan proses penyembuhan penderita penyakit mental terhambat.

            Kurangnya pengetahuan dan adanya salah pemahaman masyarakat terkait isu kesehatan dan penyakit mental inilah yang menjadi faktor penyebab muncul dan lahirnya stigma di masyarakat terhadap para penderita penyakit mental. Jika melihat dari faktor penyebab ini tentu saja hal ini menjadi hal yang miris dan perlu dikhawatirkan agar dapat memberi solusi untuk menghentikan dan menghilangkan stigma terhadap penderita penyakit mental. Cara yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mencegah dan menghilangkan stigma ini adalah dengan cara pemberian edukasi dengan sosialisasi kepada masyarakat yang menjelaskan lebih mendalam apa itu kesehatan dan penyakit mental, bagaimana harus bersikap dengan penderita penyakit mental dan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk mendukung para penderita penyakit mental agar dapat membantu mereka dalam proses penyembuhannya. Selain itu peningkatan literasi kesehatan mental juga dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit mental.

            Jadi, kita sebagai sesama manusia hendaknya saling mendukung jika saudara kita yaitu individu lainnya sedang berada dalam kesulitan terutama jika berhubungan dengan penyakit mental. Penyakit mental bukanlah hal yang tabu di masyarakat. Kesehatan dan penyakit mental harus sering dibicarakan agar kesadaran kita sebagai masyarakat meningkat akan pentingnya kesehatan mental dan kita tidak lagi memandang penyakit mental sebagai suatu hal yang buruk. Stigma bukanlah suatu hal yang baik. Terlebih lagi pemberian label atau stigma ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit mental. Oleh karena itu, kita perlu mencegah dan menghilangkan stigma terhadap penderita penyakit mental dan mulai merangkul mereka dalam proses penyembuhannya.

Nama : Deah Khairun Nisa

Program Studi : Antropologi

PDB : PDB-84

Universitas Airlangga

Referensi : 

Faruk, M. O., & Rosenbaum, S. (2023). Mental illness stigma among indigenous communities in Bangladesh: a cross-sectional study. BMC Psychology, 11(1), 1--15. https://doi.org/10.1186/s40359-023-01257-5

Muiswanah, Rahman, G., & Badar. (2023). The relationship between knowledge and community stigma against ODGJ patients in the long mesengat community health center working area. Formosa Journal of Science and Technology, 2(9), 2551--2558. https://doi.org/10.55927/fjst.v2i9.5941a

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun