Mohon tunggu...
Dea Fadhila
Dea Fadhila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 22107030059

Mindful Writing

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata Bersejarah: Situs Warungboto Yogyakarta, Anak Presiden Pernah Prewed Disini!

10 Juni 2023   07:30 Diperbarui: 10 Juni 2023   07:36 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata sejarah ini mampu dikelola dengan baik dan di jaga oleh Bapak penjaga wisata ini, berikut beberapa ungkapan dari beliau mengenai tempat ini

"Wisata ini biasa ramai pengunjung di pagi hari sekitar jam 08.00"(29/05/23) Wisata taman Warungboto merupakan peninggalan Sultan Hamengkubuwuno seperti ujar Bapak penjaga"Sejarah dari bangunan ini bekas peninggalan HB II" Tempat ini dibagun pada tahun 1755-1792 yang di bangun pada masa sultan Hamengkubuwono II sebagai tempat peristirahatan serta tempat pemandian oleh kerajaan Yogyakarta zaman dulu. Menariknya tempat ini pernah dipakai untuk keperluan komersial "Iya ini biasa sangat ramai jika ada Prewedding dan pernah jadi tempat syuting juga" (29/05/23) "kalo prewedding perlu surat izin dari humas kebudayaan"(29/05/23)ujar nya. bagi kamu yang ingin melaksanakan prewedding di tempat ini wajib mengikuti aturan aturan yang sudah diberlakukan.

Menariknya, Situs Warungboto juga pernah menjadi tempat prewedding oleh anak kedua Presiden Joko Widodo yakni Kahiyang Ayu dengan suaminya Bobby Afif Nasution dengan kain ulos,berupa selendang tenun khas suku Batak, dan tema busana berwarna merah maroon. Situs warungboto menjadi salah satu pilihan latar pemotretan prewedding mereka. Bahkan foto profil Instagram Kahiyang Ayu masih berupa hasil foto dari wisata warungboto ini. Oleh karena itu, wisata ini sempat menjadi sangat ramai terutama oleh anak-anak muda yang baru menyadari bahwa masih ada tempat bersejarah tepat di tengah padatnya kota Yogyakarta.

Tepat disamping wisata ini terdapat mushola yang mampu menginterpretasikan bahwa bangunan ini merupakan peninggalan kerajaan mataram islam. Pesanggrahan Rejawinangun, menurut bahasa nama ini berasal dari dua kata yakni, reja yang artinya masyarakat ramai dan winangun yang artinya membangun. Jika digabung ialah bagunan  atau tempat istirahat yang dibangun di sekitar masyarakat ramai.

Ada tiga bangunan di wisata warungboto. Bangunan utama memiliki kolam dan mata air yang dulunya digunakan oleh sultan dan kerabatnya untuk mandi. Sekarang kolam sudah kering, mata air sudah tidak aktif lagi. Selain itu, terdapat bangunan bertingkat di sisi selatan tempat raja dapat melihat pemandangan. Bangunan persegi panjang lain dengan beberapa kamar yang disebut joglo.

Kawasan ini hingga tahun 1990-an, hanya berupa bangunan kusam dan lusuh akibat ditumbuhi lumut dan semak belukar di sekitarnya. Pada April 2016, BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Yogyakarta akhirnya menyelesaikan pekerjaan perbaikan besar situs bersejarah dengan bantuan hampir 100 tukang.

Pada tahun 2017, Wisata Warungboto kembali beroperasi, namun kali ini tidak lagi menjadi tempat peristirahatan dan pemandian para sultan yang populer. Tapi sebagai tujuan wisata, seperti Tamansari yang juga diperbaiki. Tamu yang datang tidak hanya dari Yogyakarta, tetapi juga dari provinsi lain di Jawa, bahkan luar pulau.

Situs Warungboto merupakan peninggalan dari Sultan Hamengku Buwono II yang masih bisa dipertahankan dan memiliki potensi untuk dilestarikan serta dikembangkan sebagai tempat wisata. Untuk melakukan upaya-upaya tersebut, diperlukan peran kelompok masyarakat dan melihat kondisi dari Situs Warungboto.

Upaya pelestarian yang dilakukan sudah efektif tetapi upaya pengembangan wisata masih memerlukan pengembangan dari kelompok. Faktor yang memengaruhi kedua upaya tersebut adalah peran dari Balai Pelestarian Cagar Budaya dalam melakukan pelestarian dan pengembangan wisata serta kondisi dari Situs Warungboto yang meliputi status lahan dan perkembangan permukiman. Situs ini memiliki potensi kedepannya namun diperlukan keseimbangan dalam pelestarian dan pengembangan wisata serta peran aktif dari pengelola.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun