Mohon tunggu...
Dea Annissa
Dea Annissa Mohon Tunggu... -

jemari menari.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenangan

21 Februari 2018   17:33 Diperbarui: 18 Maret 2018   21:11 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku ya aku ! terlalu senang mengeluh, seperti tak suka mensyukuri.. hatiku hancur di senja yang sejenak sunyi tadi, maafkan aku ya Allah, maafkan aku karena aku terlalu sering mengeluh. Harusnya aku lebih banyak mensyukuri kehidupan, harusnya aku lebih tahu diri.

Senja sunyi senyap, ibu-ibu tua penjual gorengan keliling. Terimakasih telah mengingatkanku tentang begitu banyak nikmat dari Allah SWT yang harusnya setiap detik aku syukuri.

Saat ini aku sadar, setiap orang punya kisah hidup masing-masing. Hidup itu tak selamanya bahagia, tapi dalam hidup kita harus selamanya bersyukur kepada Allah. Semoga kesadaran ini terus tertanam didalam diri, agar selalu menjadi hambaNya yang penuh dengan rasa syukur.

Kenangan desember 2017 -- dea dani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun