Mohon tunggu...
Agnes Dea Benedicta
Agnes Dea Benedicta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Saya merupakan pribadi yang senang dalam dunia seni, memiliki hobi dalam dunia tarik suara dan tari. Saya selalu tertarik pada hal-hal yang sifatnya baru bagi saya. Saya juga senang berada dalam sebuah komunitas, senang berkomunikasi serta berinteraksi dengan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampanye Tak Kasat Mata: Redupnya Praktik Women Support Women di Indonesia Masa Kini

15 Juni 2024   15:48 Diperbarui: 15 Juni 2024   16:09 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya stigma terkait peran gender yang telah melekat dalam diri masyarakat juga mendukung redupnya praktik Women Support Women di Indonesia. Budaya patriarki yang masih mendominasi terutama pada masyarakat tradisional dapat menghambat kesadaran dan keberanian perempuan untuk dapat berkembang dalam hal berkarya dan beraksi dalam berbagai aspek di Indonesia. Adanya stigma yang menganggap "perempuan adalah bawahan laki-laki", seringkali membuat beberapa perempuan merasa takut untuk menjadi wanita mandiri, ikut mendukung hak-hak wanita lain, serta takut untuk berkontribusi aktif dalam hidup bermasyarakat. Kurangnya suara dan aksi dari beberapa perempuan inilah yang membuat kaum perempuan belum mampu bersatu dan saling mendukung sehingga sulit untuk mewujudkan tujuan yang satu untuk kemajuan kaum perempuan. 

Tentunya, bukan inilah hal yang kita harapkan dalam proses meningkatkan empowerment perempuan terutama di dunia masa kini. Kita, khususnya sesama perempuan, sudah seharusnya saling mendukung dan membela satu sama lain bila terjadi ketidakadilan dalam proses mempertahankan dan meningkatkan kesetaraan gender setiap harinya. Setiap perempuan berhak untuk menjalankan hidupnya sesuai keinginannya masing-masing. Setiap perempuan berhak untuk bertumbuh dan berkarya, mengutarakan segala kreativitasnya di ruang publik. 

Mereka memiliki karakter dan keunikan dirinya masing-masing yang tentunya tidak perlu sesuai standar karakter perempuan di Indonesia. Bahkan, sebenarnya "standar" itu sendiri tidak perlu ada khususnya dalam menilai seberapa cantik atau menariknya dia di mata orang lain. Kita semua adalah ciptaan Tuhan yang sama. Maka sudah seharusnya, kita tidak membangun tembok bahkan sampai menjatuhkan orang lain hanya karena mereka berbeda. 

Dukungan kita terhadap sesama perempuan, sekecil apapun itu, akan bermakna besar bagi seorang perempuan. Setiap perempuan akan merasa lebih dihargai, dihormati, dan dicintai oleh sekitarnya sehingga setiap dari mereka akan merasa dirinya berharga. Pada akhirnya, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, penuh kehangatan, sejahtera, dan adil bagi semua orang di dunia ini, khususnya bagi kaum perempuan. Satu hal yang perlu diingat, "When women support each other, incredible things happen."

Oleh: Agnes Dea Benedicta (151231207), PDB 107

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun