Tim KKN Untidar dan Bidan Wilayah Wates Bersinergi Dalam Program Sosialisasi Penurunan Angka Stunting dan Kesehatan Reproduksi di Desa Wates, Magelang Utara
Program kerja tentang Penurunan Stunting dan Kesehatan Reproduksi yang dilakukan oleh Tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) Universitas Tidar 2024, menggelar sosialisasi di Desa Wates, Magelang Utara pada Rabu, 17 Juli 2024 pukul 16:00-17:30 yang bertempat di Balai RW 02 Desa Wates, Magelang Utara. Acara sosialisasi tersebut juga turut menghadirkan Ibu Pratiwi Ayu Atmaningsih A. Md. selaku Bidan Wilayah Desa Wates.
Ketua Kader Posyandu Desa Wates, Ibu Syahrini dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada mahasiswa KKN Universitas Tidar atas terselenggaranya sosialisasi tersebut yang dihadiri oleh remaja perempuan, ibu hamil, dan ibu balita, serta memberikan informasi mengenai kondisi anak stunting di Desa Wates RW 02.
“Di Desa Wates khususnya RW 02 sebenarnya memiliki 2 anak stunting, tapi kebetulan sudah pindah dari sini. Nah, untuk sekarang di Desa Wates RW 02 memang tidak ada anak stunting. Akan tetapi, ada beberapa yang masih kurang, baik dari asupan gizi, kebersihan lingkungan sekitar, dan kebersihan air minum yang dikonsumsi. Selain itu, terdapat juga anak dibawah umur yang sudah mengandung, serta terdapat dua ibu hamil yang tidak memiliki standar sehat ibu hamil.” (17/7).
Pemaparan materi yang dilakukan oleh Bidan Wilayah, Ibu Pratiwi Ayu Atmaningsih A. Md. memberikan pemahaman kepada masyarakat yang hadir mengenai kesehatan reproduksi dan dampak negatif dari stunting.
“Kesehatan reproduksi sangat penting untuk dijaga terutama pada saat remaja untuk menghidari terjadinya stunting dikemudian hari. Stunting memang sangat berdampak pada masa depan anak-anak. Penyebab terjadinya stunting sangat beragam dimulai dari kurangnya gizi yang diperoleh, akses terhadap layanan kesehatan, dan lain-lain. Salah satu ciri-ciri dari anak stunting, yaitu memiliki tubuh pendek. Namun, anak yang bertubuh pendek belum tentu stunting. Hal tersebut, tidak hanya dilihat dari ukuran tubuhnya saja, tetapi dari faktor-faktor penyebab stunting yang lainnya.” (17/7).
Ibu Pratiwi Ayu Atmaningsih A. Md. selaku bidan wilayah Desa Wates juga menjelaskan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya stunting diantaranya seperti:
- Asupan gizi yang tidak mencukupi terutama pada protein, energi, zat besi, vitamin A, dan zinc;
- Kurangnya akses terhadap layanan kesehatan ibu dan anak;
- Adanya infeksi seperti infeksi parasit, diare, dan pneumonia dapat mengganggu pertumbuhan anak; dan
- Akibat dari tingginya angka kematian ibu melahirkan, anak menjadi tidak terurus sehingga berpotensi mengalami kekurangan gizi.
Apabila anak mengalami stunting, adapun beberapa upaya penurunan stunting pada anak:
- ASI eksklusif selama 6 bulan pertama;
- Pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi;
- Makan makanan yang bergizi;
- Menjaga kebersihan;
- Memperhatikan kualitas air minum; dan
- Memberikan akses ke pelayanan Kesehatan yang baik untuk mencegah stunting.