Sebuah sarkas yang membuat perut tergelitik karena sebagai mahasiswa jelas saya turut merasakan hal tersebut. Jika diibaratkan pandemi ini seperti dementor dalam serial Harry Potter yang menarik rasa kebahagiaan dan memberikan rasa depresi yang teramat sangat, dalam kasus di bidang pendidikan, pelajar tingkat ataslah yang paling merana dan tentu saja orang tua yang bisa dibilang tidak memiliki pemasukan.Â
Namun jika kondisi yang sudah seperti ini dan tidak memungkinkannya masyarakat keluar rumah, cara inilah menjadi satu-satunya cara agar anak-anak bangsa ini mendapatkan ilmu dan tetap terus belajar. Sebagai mahasiswa juga saya berharap agar dosen atau guru atau para pendidik dengan sebutan lainnya memberikan keringanan bagi peserta didik di tengah susahnya kondisi saat ini, tidak memberikan beban tugas yang terlalu banyak dan pemakaian aplikasi penguras kuota ditambah terus menerusnya peserta didik menatap layar handphone atau laptop mereka.Â
"Pendidikan itu seharusnya memanusiakan manusia, menciptakan manusia yang mempunyai kepribadian bukan justru membuat manusia menjadi robot" Kata-kata tersebut selalu saya ingat, pernah diucapkan oleh salah seorang dosen dari semester lalu saya memasuki dunia perkuliahan.Â
Namun dengan semua musibah ini mungkin inilah cara Tuhan menguji umatnya dan cara Tuhan dalam menjalankan roda kehidupan yang nantinya diharapkan menjadi individu yang lebih baik lagi. Amiin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI