Sejarah Jembatan Ampera
Jembatan Ampera merupakan salah satu ikon kota Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan ini menghubungkan antara seberang Ulu dan seberang Ilir yang dipisahkan oleh sungai Musi. Menurut cerita sejarah nenek moyang, Jembatan Ampera dibangun pada tahun 1962 dengan dana rampasan perang Jepang. Jembatan Ampera ini merupakan singakatan dari “Amanat Penderitaan Rakyat”, yang awalnya bernama Jembatan Soekarno sebelum nama ini dibuat. Pemberian nama tersebut merupakan bentuk penghormatan masyarakat kota Palembang sebagai pengakuan atas jasa dan prestasi yang telah dicapai. Presiden Soekarno sangat memuji pemberian nama tersebut. Akan tetapi, disisi lain Presiden Soekarno kurang menyukai nama tersebut karena dapat menimbulkan kecenderungan pribadi. Oleh karena itu, pada tahun 1960 nama Jembatan Soekarno ini diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).
Fakta Menarik Jembatan Ampera
Pada Jembatan Ampera memiliki banyak fakta unik loh, berikut merupakan beberapa fakta yang harus kalian ketahui.
- Bisa naik-turun
Jembatan Ampera bisa memiliki kemampuan naik-turun pada bagian tengah jembatan, hal ini dilakukan agar mempermudahnya transportasi seperti kapal yang membawa barang angkutan yang lebih besar. Namun sejak tahun 1970 sampai sekarang tidak bisa dilakukan lagi alasannya yaitu bisa memberikan dampak arus lalu lintas yang sering memberikan kemacetan, dan mengakibatkan terlalu lama pada saat pengangakatan pada bagian tengah jembatan ini.
- Jembatan Ampera memiliki 3 warna yaitu (Abu-Abu, Putih dan Merah).
Saat pertama kali dibangun, jembatan ini berwarna abu-abu melambangkan desain industri pada masa itu. Menurut warga setempat bangunan ini pada tahun 1922 di cat putih agar terlihat bersih dan modern. Terakhit. Pada tahun 2022 sampai sekarang di cat dengan warna merah mencolok yang melambangkan keberanian, semangat, dan keharmonisan sesuai dengan ciri khas masyarakat kota Palembang.
- Prediksi ambruk
Belakangan ini, Jembatan Ampera sudah seringkali diprediksi akan runtuh. Tapi jangan khawatir, Pemerintah kota Palembang sudah mengeluarkan biaya untuk menjaga simbol kota tercinta kita ini. Pemeliharaan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan gotong royong yang dilakukan untuk melestarikan budaya kota Palembang.
- Sering disebut jembatan horor
Pembangunan jembatan ini sudah ada sejak lama sehingga segala mitos yang beredar ditengah masyarakat bahwa Jembatan Ampera sering kali dikaitkan dengan sesuatu hal yang misterius. Banyak orang mungkin mempunyai kesan yang lebih mistis terhadap Jembatan Ampera dibandingkan dengan jembatan lainnya.
- Digunakan sebagai ajang perlombaan pada ASEAN Games 2018.
Pada tahun 2018, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah ASEAN Games 2018 yang diadakan di Jakarta-Palembang. Namun, kota Palembang sudah menjadi tuan rumah SEA Games pada tahun 2011. Berbagai jenis perlombaan termasuk Balab Bidar (Dayung Perahu Tradisional) diadakan di Jembatan Ampera. Tujuan kompetisi ini adalah untuk menguji kecepatan, ketangkasan, dan kerja sama antar tim .
Cara Melestarikan Ikon Kota Palembang Jembatan Ampera
Sebagai masyarakat Kota Palembang ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melestarikan ikon kota Palembang yaitu:
- Menjaga kebersihan
Sampah plastik merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Hal ini akan berdampak banjir dan merusak keindahan yang dimiliki oleh ikon kota Palembang yaitu Jembatan Ampera.
- Berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan
Ikut serta dalam pemeliharaan jembatan seperti gotong royong. Kegiatan ini bertujuan untuk mensadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga keragaman budaya yang dimiliki.
- Dukungan renovasi dan perbaikan
Upaya pemerintah dalam mendukung renovasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk memperbaiki bangunan yang telah lama rusak. Dalam kegiatan ini, contohnya yaitu, memberikan masukan atau ide yang kreatif.
- Penggunaan media sosial
Penggunaan media sosial yang dimaksud yaitu menginformasikan lebih luas atau meningkatkan kesadaran bagi masyarakat akan hal hal yang bisa membuat kota lebih maju dan memiliki daya tarik ikon yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H