Mohon tunggu...
dea anggreini
dea anggreini Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA, FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN, PRODI BIMBINGAN KONSELING

KKN-DR : KELOMPOK 77 DPL : IBU INDAYANA FEBRIANI TANJUNG, M.Pd

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Menjaga Kesehatan Psikologis Ditengah Wabah Covid-19

10 Agustus 2020   20:45 Diperbarui: 12 Agustus 2020   22:35 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

NAMA : DEA ANGGREINI

FAKULTAS / PRODI : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN / BIMBINGAN KONSELING ISLAM

KELOMPOK KKN-DR: 77

DPL: INDAYANA FEBRIANI TANJUNG, M.Pd

Pandemi yang kita hadapi sekarang ini juga memberikan suatu dampak kepada kita, salah satunya merupakan dampak psikologis pada manusia. Pada saat sekarang ini (era new normal) terdapat peraturan seperti memakai masker kemana pun kita pergi keluar rumah, PSBB, jaga jarak  dari orang lain, secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tingkat stress pada individu. Pada setiap individu berpotensi mempunyai 3 yang kemungkinan ia alami.

  1. Ada yang namanya tahap disrupsi yang mana setiap orang akan mengalami perubahan pola hidup, perubahan rutinitas sehari-hari dan hilangnya kebebasan karena harus hidup dalam karantina atau dirumah saja. Adapun banyaknya berita yang beredar baik melalui sosial media atau sumber informasi lainnya mengakibatkan pada penyakit yang sudah lama dialami akan kembali menjadi tidak stabil termasuk gangguan psikis yang sudah dialami sebelumnya.
  2. Tahap kebingungan yang mana pada tahap ini kita akan merasakan kelelahan secara mental karena tidak adanya kepastian kapan pandemi ini berakhir. Disini kita juga akan merasa kehilangan kendali atas diri sendiri. mungkin tidak sedikit dari mereka yang bertepatan merasakan kondisi terhentinya sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat covid-19. Apabila hal ini dirasakan cukup lama maka akan timbul rasa kejenuhan dan kekhawatiran.
  3. Tahap penerimaan yang mana tahap ini berkaitan pada standart normal yang baru pada akhirnya akan timbul sikap penerimaan tanpa syarat terhadap kondisi yang ada. Hal tersebut terjadi karena kemampuan individu dalam beradaptasi untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baru. Adapun kita akan memandang kehidupan dengan lebih realistis.

Pada tahap ini akan ada perubahan yang dialami antara lain:

  • Terbentuknya gaya hidup stay at home dengan menurunnya mobilitas kegiatan berpergian, lebih selektif dalam memilah kebutuhan sehari-hari, berbelanja melalui online, dan lain-lain
  • Lebih banyak melakukan aktivitas dirumah serta kembalinya muncul bahan-bahan tradisional untuk membantu menjaga kesehatan.
  • Kegiatan yang dilakukan virtual lebih banyak karena work from home, melalui zoom dan lain sebagainya.

Wabah covid-19 juga tidak hanya berpengaruh pada faktor fisik dan kesehatan saja tetapi juga berdampak pada faktor mental dan psikologis kita. Sesuatu yang dapat dirasakan seperti perasaan cemas, sedih, adanya rasa takut, dan khawatir yang berlebihan adalah salah satu perasaan yang wajar dan normal ditengah krisis pandemi seperti ini. Untuk menghadapi pandemi ini kita butuh persepsi ini kita butuh persepsi yang sama terhadap resiko. Jika masih ada orang yang memandang remeh bahayanya maka pandemi ini sulit untuk diatasi.

Covid-19 yang menyebar luas di indonesia kini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Saat ini tingkat kematiannya mencapai 8-9% yang mana kasus penyebarannya sudah mencapai pada 32 provinsi. Seperti yang terlihat sekarang masih banyak orang yang meremehkan kasus ini. Banyak yang merana karena corona, energi fisik jadi sasarannya.

Banyak dari mereka yang merasa dan mengeluh gejala seperti terpapar virus corona, antara lain seperti sakit kepala, mual, sulit tidur, batuk dll. Faktor yg memicu hal tersebut terjadi ialah faktor genetik, dimana kurangnya waktu istirahat dan tidur seseorang serta tidakmenerapkan pola hidup sehat. Tekanan dari faktor psikologis juga dapat mempengaruhi turunnya daya tahan tubuh individu sehingga menjadi lebih mudah terserang penyakit. Adanya penyakit fisik yang disebabkan oleh faktor psikologis, umumnya dikarenakan oleh beban psikologis dan banyaknya emosi negatif yang terus berulang serta rendahnya kemampuan menyelesaikan masalah.

Akibat dari hal tersebut akan muncul penyakit bentuk fisik seperti kelelahan. Hal ini disebut psikomatis. Secara sederhana psikomatis adalah masalah yang ada di fikiran dan batin seseorang yang mana timbulnya dalam bentuk fisik. Umumnya: sakit kepala, sesak nafas, mood yang mudah berubah.

Banyak orang yang mengalami psikomatis  setelah mengalami situasi yang sangat buruk seperti yang kita hadapi saat ini yaitu covid-19. Biasanya keluhan dapat muncul setelah seseorang membaca, menonton dan mendengar tayangan informasi yang negatif apabila terus menerus terpapar informasi buruk. Maka akan tersimpan dalam ingatan bawah sadar dan baru akan hilang setelah dilakukan usaha secara sadar untuk mengganti informasi negatif tersebut dengan informasi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun