Mohon tunggu...
Dea Anggraini
Dea Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Baca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jala Kehidupan Desa Nalon: Karya Terampil Warganya

26 Juli 2024   13:18 Diperbarui: 26 Juli 2024   13:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kelompok 8 Kuliah Kerja Nyata Melayu Serumpun melakukan silaturahmi kepada warga desa setempat pada hari Kamis, 25 Juli 2024 tepat nya pada pukul 16:00-18:00 wib, yang mana mengunjungi satu rumah ke rumah lain, dan salah satu rumah warga yang kami kunjungi adalah rumah kediaman bapak Tengku Raden yang mana beliau merupakan imam Desa Nalon yang kebetulan sedang melakukan kegiatan harian nya yaitu ngebubul jala (menganyam jala).

Jala merupakan alat atau benda yang biasa di gunakan untuk menjala ikan, baik itu di sungai ataupun di laut. Jala juga merupakan alat lainnya yang digunakan oleh para nelayan, selain pancing, bubu (anyaman bambu), ataupun tanggok dan alat lainnya. 

Sedikit berbincang dengan salah satu orang tua di desa Nalon mengenai pembuatan jala. Tanya saya kepada beliau "apakah jala yang telah bapak buat ini di gunakan sendiri atau diperjual belikan?"

"Jala ini bukan hanya dibuat untuk dipakai sendiri, namun karena ada pesanan serta di jual juga untuk para nelayan yang membutuhkan nya. " Ujar bapak pembuat jala Tengku Raden.

"Berapa banyak bahan- bahan yang dibutuhkan serta berapa lama waktu yang dihabiskan untuk membuat jala ini pak?" Tanya saya lagi kepada bapak itu sambil melihat lebih detail jala itu.

"Lamanya itu butuh waktu 2 minggu, dan ukuran setiap lubang jala itu 1,5 cm, menggunakan tali  ini (benang nilon)." Jelasnya lagi sambil menunjukkan jala tersebut.

"Pak, benda hitam seperti rantai ini apa namanya, dan berapa berat nya pak? " Tanyaku lagi sambil menunjukkan rantai hitam bagian bawah jala tersebut.

"Ini namanya batu jala, yang dibutuhkan untuk satu jala ini kurang lebih 14 sampai 15 meter." Jawab bapak itu sambil melanjutkan pembuatan jala barunya.

Jala dengan ukuran 1,5 cm ini hanya bisa digunakan untuk menjala ikan tidak bisa untuk digunakan menjala udang karena terlalu besar ukuran nya.

Setelah melakukan sedikit wawancara kepada beliau kami meminta izin untuk melakukan silaturahmi kepada rumah warga lainnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun