Mohon tunggu...
Dea Angelica
Dea Angelica Mohon Tunggu... Operator - perempuan

semangat

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menanam, Hobi yang Bersemi Kembali Saat Pandemi

23 Januari 2021   19:02 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:12 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Lihat Kebun ku penuh dengan bunga

Ada yang putih dan ada yang merah

Setiap hari ku siram semua

Mawar, melati semuanya indah

Itulah cuplikan lagu ‘’Lihat Kebunku’’ yang diciptakan oleh salah satu pencipta lagu anak terkenal di Indonesia yakni Saridjah Niung atau yang lebih di kenal dengan nama Ibu Sud, makna lagu ‘’Lihat Kebunku’’ menceritakan tentang keindahan dan keberagaman bunga di suatu kebun yang mana terus tumbuh dengan indah karena dirawat dengan baik seperti selalu di siram tiap sore.

Dan seperti yang kita ketahui, pandemi COVID 19 yang terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 lalu, berdampak pada kehidupan keseharian masyarakat. Salah satunya adalah perubahan sistem pola kerja di tengah masyarakat. Adanya pandemi ini membuat sejumlah masyarakat harus menjalankan pekerjaan mereka dari rumah. 

Tidak hanya itu, dengan bekerja dari rumah juga berdampak pada kegiatan sehari-hari masyarakat. Dengan adanya sistem kerja dari rumah belakangan ini, masyarakat menemukan sejumlah kegiatan atau hobi baru untuk mengusir rasa bosan mereka. Sejumlah hobi baru yang ramai dilakoni masyarakat saat ini adalah menanam tanaman hias.

Bukan tanpa sebab, ternyata menanam tanaman hias, terutama di tengah pandemi seperti saat ini berdampak baik terhadap psikis seseorang. Psikolog Klinis, Meity Arianty mengatakan, hobi seperti menanam tanaman hias memiliki banyak manfaat, seperti manfaat psikologis di mana memandang tanaman dan menghirup udara segar dari tumbuh-tumbuhan di sekitar kita akan membuat kita jauh lebih sehat. 

Selain itu, tanaman hias juga memberikan rasa  nyaman dan damai sehingga mengurangi rasa takut saat memandang tanaman dan menghirup udara segar tanaman tersebut. Bahkan secara psikologis, tanaman hias juga membantu psikologis lebih sehat karena perasaan nyaman dan bahagia. Meity juga menyebut, berdasarkan studi yang dilakukan NASA, menanam tanaman hias juga diyakini dapat membuat seseorang merasa lebih sehat. Hal ini karena, diyakini tanaman hidup dapat menjernihkan udara.

Dan memang, salah satu bisnis yang paling melejit di tengah pandemi COVID 19 adalah bisnis tanaman hias. Pedagang tanaman hias mengalami lonjakan omzet yang sangat drastis, ada yang dua kali lipat, bahkan hingga 10 kali lipat. Salah satu pemilik toko tanaman hias Titik Hijau, Rico Rusdiasyah mengaku sempat memperoleh omzet Rp 1 miliar di bulan Mei 2020.

‘’omzet tertinggi di bulan Mei, awal-awal PSBB juga kan semua banyak yang lockdown. Kalau ditotal lokal dan lain-lain, ya dapat Rp 1 miliar, itu di Mei puncaknya,’’ ungkap Rico ketika ditemui di tokonya, di kawasan Depok, Jawa Barat, Kamis (26/11/2020).

Omzetnya itu ia peroleh tak hanya dari penjualan tanaman hias di dalam negeri, tapi juga sampai ke mancanegara. Menurutnya, masyarakat di luar negeri mulai menyadari banyak tanaman hias dengan jenis yang unik dan indah di Tanah Air ini.

Yang terbaru, seorang pecinta tanaman hias asal Garut berhasil membuat heboh publik. Bagaimana tidak, pria bernama Hidmat Syamsudin itu rela menukarkan rumah mewah miliknya dengan sejumlah tanaman hias berjenis Aroid. Pengusaha properti ini rela menukarkan rumahnya seharga Rp 500 juta dengan beberapa tanaman hias jenis aroid milik pecinta tanaman hias asal Sawangan Depok.

‘’Totalnya sekitar 45 tanaman, tapi baru 40 masih ada lima tanaman lagi dari sana yang belum dikirim,’’ ujarnya, Rabu (13/1/2021).

Menurutnya bisnis tanaman hias terutama jenis Philodendron billietiae variegata dan King monstera thai constellation memang menjanjikan.

‘’Di sini paling murah Rp 2,5 juta paling mahal untuk sementara Monstera variegata thai constellation seharga Rp 65 juta,’’ kata dia.

Ide gila barter  rumah seharga setengah miliar dengan 45 tanaman hias itu, bukan tanpa alasan, tingginya peminat tanaman pandemik khususnya jenis aroid di Indonesia, membuatya semakin jatuh hati. Tak ayal pamor tanaman hias asal Amerika Latin itu terus naik setiap tahunnya, sehingga harganya terus meroket.

Lantas, hobi menanam seperti sekarang ini, apakah hanya menjadi demam sesaat ataukah masih bisa berlanjut? Pengamat perkotaan, Yayat Supriatna dari Universitas Trisakti Jakarta, menilai masa pandemi ini membuat masyarakat terbatas untuk beraktivitas di luar ruangan. Tidak seperti sebelum pandemi, kebahagiaan itu bisa dicari lewat belanja ke mal, berkantor, berkumpul, berwisata, dan lainnya.

‘’Kalau masyarakat itu dikekang, ada constraint di situ, harus ada ruang. Ada virus, kemudian pemerintah membuat aturan-aturan. Makin ketat aturan itu, makin mengekang, maka orang akan keluar mencari ruang-ruang baru,’’ kata Yayat kepada BBC News Indonesia, Minggu (20/9/2020).

Ia melihat hal ini layaknya demam bersepeda di masa pandemi. Menurutnya, masyarakat kota perlu menyalurkan daya konsumsinya untuk bahagia dan ada.

‘’Bagi mereka itu eksis, kemudian di upload instagram itu tadi, berkebun pun jadi seamacam branding. Sekarang itu bersepeda pun bukan sekadar menyalurkan, tapi menjadi status. Sebetulnya banyak berkebun, dia tidak mendapat buahnya. Tapi mendapat statusnya,’’ kata Yayat.

Yayat menilai demam berkebun ini kemungkina hanya terjadi di masa pandemi. Sebab, ketika vaksin sudah ditemukan atau masanya sudah lewat, perhatian orang akan dibetot pada rutinitas sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun