Internal locus of control cenderung dimiliki oleh seseorang yang justru merasa segala hambatan yang terjadi berasal dari dirinya, dan menyadari bahwa satu-satunya cara untuk menghadapinya adalah dengan menyelesaikannya.
Untuk mengetahui di manakah letak locus of control seorang siswa, kita dapat mencoba eksperimen seperti yang dilakukan oleh Claudia M. Mueller. Pertanyannya, mengapa hal ini patut dicoba dalam dunia pendidikan kita?Â
Meskipun locus of control hanya bagian kecil dalam diri siswa, namun mengetahui bagaimana reaksi mereka ketika berhadapan dengan masalah dapat menjadi indikasi yang menarik dan patut menjadi perhatian dari para pemerhati pendidikan.Â
Tingkat locus siswa dapat kita lihat dari bagaimana mereka menyelesaikan masalah saat mendapat tugas kelompok atau individu, nilai pekerjaan rumah dan ujian, serta keaktifan mereka dalam bersosialisasi dan berorganisasi.Â
Locus of control juga dapat menjadi tolak ukur kesuksesan siswa, tidak hanya dalam masa pendidikan namun juga ketika mereka masuk ke dunia kerja.Â
Tentunya, pekerja yang memiliki motivasi yang tinggi akan lebih disukai di lingkungan kerja dan memiliki jenjang karir yang lebih baik. Sementara mereka yang tidak termotivasi untuk mengembangkan diri cenderung terjebak dalam karir yang biasa saja dan sulit untuk berkembang.Â
Oleh karena itu, selayaknya peran seorang guru tidak hanya sebagai pendidik, namun juga menjadi mentor mental siswa. Dengan membangun mental siswa, tentunya mereka dapat menjadi pribadi yang tidak hanya pintar namun juga pekerja keras. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI