Mohon tunggu...
Dea Ananda Putra Sitorus
Dea Ananda Putra Sitorus Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Malikussaleh

Mahasiswa Pertanian Universitas Malikussaleh Provinsi Aceh. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembenahan Bengkel Peradaban Indonesia

23 Februari 2021   12:26 Diperbarui: 23 Februari 2021   13:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah setahun wabah COVID-19 masuk ke Indonesia. Sejak diumumkan oleh presiden Jokowi dodo bahwa ada kasus COVID-19 diindonesia.

Kala itu masyarakat tengah bersantai dengan kabar tersebut, hingga telah terasa sistem berubah ketika wabah telah menyebar ke seluruh Indonesia. Banyak yang sepele dengan situasi itu, hingga kasus masyarakat yang terjangkit semakin meningkat.

Isu demi isu bergeming, terucap namun tak berdasar. Membingungkan masyarakat dengan apa yang harus dilakukan. Pemerintah menghimbau untuk tetap dirumah, padahal ekonomi sangat jauh dari kata baik. Rakyat menjerit, tercekik,dan takut. Mereka nekat untuk berkerumun, walaupun peringatan keras juga terus menghimpun.

Pemerintah berdalih mengatasi masalah dengan masalah, bernarasi tanpa berimprovisasi.

Saat ini pendidikan sedang beralibi, sekolah buka hanya untuk syarat bahwa sekolah sedang beroperasi. Padahal Sekolah saat ini jauh dari Tupoksinya. Kita semua memahami bahwa sekolah merupakan bengkel peradaban, Sekolah harus hadir dalam pembentukan karakter, tanggung jawab dan sopan santun. 

Dampak dari kegiatan belajar daring memang besar pengaruhnya, dampak sangat jelas terhadap mentalitas anak. Saat ini bisa dikatakan, anak Indonesia darurat Akhlak, lebih mengedepankan kesenangan daripada keilmuan. 

Pemerintah terpaksa memberlakukan kegiatan belajar dari rumah, dengan harapan anak mendapatkan bimbingan dari orang tua. Tapi kenyataannya, saat ini tak semua orang tua paham tentang mendidik secara akademis. Kehancuran generasi akan terimplementasi, bukan hari ini tapi dikemudian hari. Kualitas pendidikan merupakan kunci kuatnya generasi. 

Penguasa harus juga memikirkan transformasinya, bukan hanya untuk dirinya namun juga bangsanya. Semua bangsa memang telah memikirkan hal itu. 

Tapi rujukannya adalah wewenang dan kewajiban. Terlalu nyaman dirumah juga tidak terlalu baik bagi kinerja otak. Indonesia mulai harus melakukan pembenahan pendidikan, yang berdinamisasi dengan keadaan. Proyeksi kedepan juga harus tepat. Karena sesuai dengan harapan, kita semua setuju dan siap berkolaborasi menuju Indonesia emas ditahun 2045. 

Penulis : DEA ANANDA PUTRA SITORUS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun