Sudah setahun wabah COVID-19 masuk ke Indonesia. Sejak diumumkan oleh presiden Jokowi dodo bahwa ada kasus COVID-19 diindonesia.
Kala itu masyarakat tengah bersantai dengan kabar tersebut, hingga telah terasa sistem berubah ketika wabah telah menyebar ke seluruh Indonesia. Banyak yang sepele dengan situasi itu, hingga kasus masyarakat yang terjangkit semakin meningkat.
Isu demi isu bergeming, terucap namun tak berdasar. Membingungkan masyarakat dengan apa yang harus dilakukan. Pemerintah menghimbau untuk tetap dirumah, padahal ekonomi sangat jauh dari kata baik. Rakyat menjerit, tercekik,dan takut. Mereka nekat untuk berkerumun, walaupun peringatan keras juga terus menghimpun.
Pemerintah berdalih mengatasi masalah dengan masalah, bernarasi tanpa berimprovisasi.
Saat ini pendidikan sedang beralibi, sekolah buka hanya untuk syarat bahwa sekolah sedang beroperasi. Padahal Sekolah saat ini jauh dari Tupoksinya. Kita semua memahami bahwa sekolah merupakan bengkel peradaban, Sekolah harus hadir dalam pembentukan karakter, tanggung jawab dan sopan santun.Â
Dampak dari kegiatan belajar daring memang besar pengaruhnya, dampak sangat jelas terhadap mentalitas anak. Saat ini bisa dikatakan, anak Indonesia darurat Akhlak, lebih mengedepankan kesenangan daripada keilmuan.Â
Pemerintah terpaksa memberlakukan kegiatan belajar dari rumah, dengan harapan anak mendapatkan bimbingan dari orang tua. Tapi kenyataannya, saat ini tak semua orang tua paham tentang mendidik secara akademis. Kehancuran generasi akan terimplementasi, bukan hari ini tapi dikemudian hari. Kualitas pendidikan merupakan kunci kuatnya generasi.Â
Penguasa harus juga memikirkan transformasinya, bukan hanya untuk dirinya namun juga bangsanya. Semua bangsa memang telah memikirkan hal itu.Â
Tapi rujukannya adalah wewenang dan kewajiban. Terlalu nyaman dirumah juga tidak terlalu baik bagi kinerja otak. Indonesia mulai harus melakukan pembenahan pendidikan, yang berdinamisasi dengan keadaan. Proyeksi kedepan juga harus tepat. Karena sesuai dengan harapan, kita semua setuju dan siap berkolaborasi menuju Indonesia emas ditahun 2045.Â
Penulis : DEA ANANDA PUTRA SITORUS