Mohon tunggu...
Pratina Aradea Erwin
Pratina Aradea Erwin Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Amateur

Seorang penulis amateur yang menyukai alunan musik akustik klasik, penjelajah alam, dan sang pemimpi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Kamu, Terima Kasih!

14 Agustus 2020   15:57 Diperbarui: 14 Agustus 2020   16:31 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernah aku menemukan hari,

dimana aku jatuh cinta dengan segala tentang kita.

Pun juga pernah aku menemukan hari,

dimana aku membencinya segala tentang kita.  

Aku mengenalmu bukan dari hari kemarin, lusa, atau satu minggu yang lalu.

Mengenalmu; aku telah melewati banyak waktu. 

Setiap harinya aku selalu menemukan alasan untuk jatuh cinta dan berbahagia.

Karenamu; utuh kembali segala hilangku. 

Mungkin bagimu, aku adalah perempuan paling manja yang pernah ada. 

Perempuan yang paling bawel sejagad raya.

Atau juga perempuan yang paling merepotkan di dunia. 

Kubenarkan jika sempat terpikir olehmu aku yang seperti itu. 

Tetapi satu hal yang harus kamu tahu, dengan cara seperti itulah aku mencintaimu. 

Tak akan mungkin kamu menemukan seseorang yang sepertiku dalam hal mencintaimu.

Semoga kamu tidak lupa, jika ada perempuan yang mencintaimu dengan begitu hebatnya selain ibumu, mungkin itu tak lain adalah aku.

Atas banyak hal yang telah terjadi di antara kita, semoga pertemuan ini membantu kita untuk mendewasa.

Jika memang dalam perjalanan ini kita menemukan masalah,

tak seharusnya kita mengutuk masalah yang ada; sebab karenanya pun, aku dan kamu dapat belajar bagaimana menjadi dua yang saling membutuhkan.

Atas banyak waktu yang belum kita jumpa,

Apa pun dan bagaimapun,

Semoga aku dan kamu tetap selalu saling mendoakan, mendukung, juga membutuhkan. 

Dibersamakan atau tidak, 

Bernama atau tidak, mencintaimu akan menjadi selaluku. 

Terima kasih untuk semua yang terbaik.

Terimakasih selalu berusaha menjagaku,

dibalik sikap malu-malumu, dibungkus rapi tanpa ragu.

FYI :

~ Tulisan ini terinspirasi dari cinta tiada batas antara papah dan mamahku ~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun