J
ika tangan tak lagi bisa dimanfaatkan dalam kebaikan, bila kaki tak dapat lagi melangkah ke jalan menuju perdamaian, bila mata sudah bosan melihat kebijaksanaan, dan bila hati tidak lagi dapat membedakan kebenaran. Maka apa yang membuat kita bangga akan kehidupan yang sementara, kehidupan yang menipu. Tidak pandang laki laki, perempuan, tua muda, kecil dan dewasa. Semua tak akan pernah membawa ketenangan jiwa meskipun harta menggunung bak surga pribadi yang orang tak bisa mencium dan merasakannya. Perlu diingat bahwa kehidupan yang singkat tak akan pernah bisa mendatangkan ridlo-Nya jika hanya kita menambah sengsara hidup kita dengan berebut harta yang tak ada artinya, bahkan menjadi penghancur impian kita untuk bisa bertemu wajah-Nya.
Islam mengajarkan kita agar kita bisa mengelola kehidupan. Menyeimbangkan kebutuhan antara dunia dan setelanya ( akhirat ). Islam secara terperinci telah mengajarkan mulai dari hal – hal yang dianggap remeh temeh hingga hal – hal yang sekiranya manusia tak mampu untuk memikirkanya. Namun banyak dari manusia cenderung hanya mendengar tanpa mau untuk mengamalkan. Bahkan, jangankan mengamalkan mendengarpun ogah karena merasa tidak ada keuntungan yang didapatkan.
Melainkan perasaan yang rancu dalam mengilhami suatu impian yang belum tentu menjadi kenyataan untuk menjadi kesenangan kehidupan mendatang. Adalah Allah yang telah mengajarkan bagaimana cara hidup dalam permainan dunia. Adalah Allah yang telah memberikan petunjuk kearah yang menyelamatkan bagi yang mematuhinya. Melalui Rosul-Nya yang agung Muhammad SAW manusia pilihan tanpa cacat, manusia dengan segala kesempuranaan.
Adalah Muhammad pembawa berita gembira bagi siapapun yang mau mengikuti sunnahnya, yang mau untuk mengikuti ajarannya. Adalah surga yang nyata sebagai balasan bagi para pejuang dakwahnya. Mimpi bukan sekedar mimpi, tetapi mimpi dalam kenyataan yang abadi.
Dengan panduan al-qur’an yang tak ada keraguan didalamnya yang tak pernah membuat pecintanya tersesat. Kepastiannya tak terbantahkan keasliannya tak terelakkan. Duduk mengkajinya membuat hati tenang, mengamalkan isinya menjadikan tentram. Mentadabburinya tak menjemukan dalam bingkai keimanan yang balasanya pasti datang dari Allah sang penjaga siang dan malam. Sang pemilik kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H