Mohon tunggu...
Dewi Nur Jannah
Dewi Nur Jannah Mohon Tunggu... -

State Islamic University Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seni Mendisiplinkan Anak

13 April 2016   10:46 Diperbarui: 13 April 2016   11:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


4. Pengenalan secara tegas mana yang benar dan mana yang salah. Untuk mengajarkan nilai disiplin ada anak, anak perlu dikenalkan apa yang salah dan apa yang benar serta batasan terhadap perilakunya supaya dapat diterima di lingkungan kelompoknya. Dengan kata lain, anak harus diajarkan batasan pedoman yang tegas agar anak mengerti seberapa jauh ia harus berperilaku dan kapan harus berhenti. Selain itu, anak juga perlu diajarkan bagaimana bertingkah laku dan bersikap sesuai dengan tata cara yang ada. Kalau pada permulaan, pengertian benar dikaitkan dengan lingkungan yang menerima dan pengertian salah kalau lingkungan tidak menerima, maka lambat laun sesuai dengan perkembangan anak. Perlu diperhatikan bahwa proses pengenalan baik dan buruk dilakukan dengan cara yang menyenangkan serta memberikan kepuasan pada anak.


5. Pentingnya motivasi. Orang tua dan guru perlu memberikan motivasi agar anak mempertahankan tingkah laku yang baik. Sementara perilaku yang kurang baik tidak mendapat pujian, dengan demikian anak akan merasa bahwa tingkah laku yang buruk itu tidak diinginkan karena tidak memberikan kepuasan dan tidak sesuai dengan norma di sekitarnya.


6. Ajarkan disiplin sejak dini. Usia dini merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama. Menurut Gunarsa (2004) mengajarkan nilai disiplin sejak dini dimaksudkan agar lebih mengakar pada anak sehingga akan menjadi suatu kebiasaan. 

Sedangkan menurut Edwards (2006) orang tua sebaiknya mengendalikan anak yang sulit diatur selagi mereka kecil, karena perilaku yang sulit diatur akan terbawa sampai mereka dewasa. Anak usia 3-6 tahun dalam perkembangannya termasuk masa kanak-kanak awal (Helms & Turner, 1981). Masa kanak-kanak awal merupakan anak usia dini. Berns (dalam Patnai, 2005) menyatakan salah satu tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal adalah mengembangkan kesadaran untuk mematuhi aturan meskipun tidak ada figur otoritas.

Sumber: Agus Wibowo, M.Pd, 2012. Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun