Mohon tunggu...
Dedi Rahman
Dedi Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nebula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nisbah Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah

23 Maret 2023   22:58 Diperbarui: 23 Maret 2023   23:22 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi hasil adalah salah satu konsep paling penting dan populer dalam keuangan Islam. Konsep ini melibatkan pembagian keuntungan dan kerugian antara dua atau lebih perusahaan dan sering digunakan dalam praktik keuangan dan investasi Islam. Artikel ini membahas pendapatan, cara kerjanya, dan pro dan kontra dari konsep ini.

Apa Itu Nisbah Bagi Hasil?
Nisbah Bagi Hasil adalah konsep keuangan yang melibatkan pembagian keuntungan dan kerugian antara dua atau lebih perusahaan. Sehubungan dengan keuangan Islam, rasio bagi hasil biasanya digunakan dalam praktik keuangan dan investasi Islam dan merupakan salah satu prinsip utama keuangan Islam.

Konsep rasio bagi hasil dapat diterapkan pada berbagai jenis bisnis termasuk investasi, kemitraan, dan usaha patungan. Dalam praktiknya, konsep ini melibatkan pembagian keuntungan dan kerugian antara pihak-pihak berdasarkan rasio atau persentase tertentu. Persentase ini biasanya ditetapkan sebelum usaha dimulai dan dapat bervariasi tergantung jenis usaha dan kesepakatan para pihak.

Bagaimana cara kerja pembagian keuntungan? 

Kuota bagi hasil biasanya dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, para pihak menentukan nisbah atau persentase keuntungan dan kerugian yang akan dibagi. Persentase ini dapat disepakati antara para pihak atau berdasarkan praktik industri yang berlaku.

Kedua, setelah kemenangan diterima, para pihak berbagi kemenangan sesuai dengan rasio atau persentase yang telah ditentukan. Misalnya, jika perusahaan dibagi antara dua pihak dengan rasio 60:40, maka keuntungan 60% menjadi milik pihak pertama dan 40% menjadi milik pihak kedua. 

Hubungan bagi hasil juga dapat melibatkan pembagian kerugian di antara para pihak. Jika perusahaan menderita kerugian, para pihak berbagi kerugian sesuai dengan rasio atau persentase yang telah ditentukan. Misalnya, jika perusahaan Anda merugi $10.000 dan rasio bagi hasil adalah 60:40, pihak pertama kehilangan $6.000 dan pihak kedua $4.000.

Keuntungan dalam pembagian keuntungan

Menggunakan konsep bagi hasil dalam keuangan syariah memiliki beberapa keunggulan. Pertama, hubungan bagi hasil dapat mendorong kemitraan dan kerja sama bisnis, karena merupakan kepentingan kedua belah pihak untuk memastikan keuntungan perusahaan. Dalam konsep ini, pendapatan usaha merupakan tanggung jawab bersama para pihak yang mengedepankan rasa saling percaya dan kerjasama yang baik.

Kedua, bagi hasil juga dapat mendorong para pihak untuk berpartisipasi aktif dalam usaha dan mengusahakan keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena keuntungan dibagi berdasarkan nisbah yang telah ditentukan, maka masing-masing pihak akan melakukan segala kemungkinan untuk memastikan keberhasilan perusahaan dan mencapai keuntungan yang optimal.

Ketiga, tarif bagi hasil dapat menjamin keadilan dan pemerataan dalam pembagian keuntungan. Dengan konsep ini, pembagian keuntungan didasarkan pada rasio atau persentase yang telah disepakati sebelumnya, yang mencegah diskriminasi atau ketidakadilan dalam pembagian keuntungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun