Melihat data tersebut di atas, masih cukup banyak pemudik yang berada di kampung. Dari jumlah pengguna angkutan umum 1,4 juta orang dan masih terdapat 2,5 juta kendaraan yang belum kembali.
***
Melihat angka-angka yang ada, terjadi perubahan pola dan perilaku pemudik. Kondisi sebelum pandemik, kota-kota besar sering melakukan operasi yustisi untuk memantau urbanisasi ikutan dari aktifitas mudik. Dengan jumlah pemudik yang belum kembali, tercatat jumlah yang cukup besar. Ini menunjukkan pada kondisi normal, arus balik cenderung sama atau bahkan lebih besar di bandingkan dengan arus mudik.
Ada beberapa kemungkinan, yang bisa menjawab besarnya jumlah pemudik yang belum kembali. Pertama, pemudik work from home (WFH) di kampung halaman.Â
Dengan kondisi pandemik, banyak perkantoran yang cenderung mempekerjakan karyawannya di rumah. Bahkan ada perusahaan, yang menerapkan sebagian besar karyawan selama lebih satu tahun ini.Â
Dengan adanya jaringan internet, pemudik yang WFH dapat bekerja dimana aja. Kedua, pemudik memang belum kembali dan beraktifitas. Ini bisa terjadi untuk pekerja-pekerja di sektor informal, yang secara perilaku kembali memulai aktifas setelah dua-tiga pekan setelah lebaran. Ketiga, pemudik yang tidak kembali. Ini pemudik yang mengalami pemutusan kerja atau aktivitas pekerjaannya telah selesai.
Perubahan pola pemudik ini perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam.
Jakarta, 26 Mei 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H